Jakarta, ANTARA JATENG - Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meningkatkan kesiagaan terhadap kejadian kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan (Sumsel) sejak 10 titik panas kembali terpantau pada Sabtu (16/9) di wilayah itu.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Raffles B. Pandjaitan di Jakarta, Senin mengatakan pihaknya terus melakukan pengecekan lapangan untuk memastikan terjadinya kebakaran.

Sebelumnya pantauan ini diketahui berdasarkan satelit Terra Aqua (NASA) tingkap kepercayaan lebih besar dari 80 persen pada pukul 20.00 WIB, Sabtu (16/9).

Selain Sumatera Selatan, delapan titik panas lainnya juga muncul yaitu dua titik di Bangka Belitung, satu titik di Banten, tiga titik di Lampung, satu titik di Sulawesi Selatan, dan satu titik di DKI Jakarta, sehingga total terlihat 18 titik panas.

Sementara di waktu yang sama, pantauan satelit NOAA 19 menunjukkan tujuh titik panas, masing-masing dua titik di Sulawesi Utara, tiga titik di Kalimantan Timur, satu titik di Sulawesi Selatan, dan satu titik di Kalimantan Barat.

Selain pengecekan lapangan, Manggala Agni terus menggiatkan patroli, baik patroli rutin mandiri ataupun patroli terpadu. Khusus di Sumatera Selatan, patroli terpadu dilaksanakan oleh empat Daerah Operasional Manggala Agni yang ada di sana. Mereka telah mendirikan 50 posko desa untuk menjangkau 447 desa rawan karhutla, lanjutnya.

Berdasarkan hasil pengecekan tersebut dan diketahui terjadi kebakaran, Manggala Agni Daops Banyuasin segera melakukan pemadaman terhadap lahan seluas lebih kurang empat hektare (ha) di Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir.

Begitu pula pemadaman yang dilakukan oleh Manggala Agni Daops Ogan Komering Ilir (OKI), pada lahan seluas lebih kurang 82,16 ha di Desa Gunung Batu, Kabupaten Ogan Komering Ilir Timur.

Sementara itu, di Desa Kayuara Batu, Kecamatan Muara Belida, Kabupaten Muara Enim, pemadaman juga dilakukan oleh Manggala Agni Daops Lahat pada lahan seluas lebih kurang 30 ha.

"KLHK akan lebih waspada terhadap kondisi karhutla di bulan Agustus dan September 2017, yang menunjukkan tren meningkatnya jumlah titik panas. Kita melakukan sinergitas dengan yang lain," kata Raffles.

Secara kumulatif, jumlah titik panas periode 1 Januari sampai dengan 16 September 2017 menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Data satelit NOAA menunjukkan 1.999 titik, sedangkan 2016 lalu sebanyak 3.164 titik, berarti terdapat penurunan sebanyak 1.165 titik atau 36,82 persen.

Penurunan cukup besar juga ditunjukkan oleh data satelit Terra Aqua, yaitu sebanyak 1.336 titik terlihat sepanjang 1 Januari sampai dengan 16 September 2017. Pada periode yang sama tahun 2016, jumlah titik panas sebanyak 3.418 titik, sehingga saat ini terjadi penurunan 60,91 persen atau sebanyak 2.082 titik.

Pemadaman di Jambi dilakukan pada lahan belukar seluas lebih kurang dua hektare di Desa Tangkit, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi.

Sedangkan di Kalimantan Tengah, pemadaman dilakukan pada lahan terbakar di Kabupaten Kotawaringin Barat, dengan total luas lebih kurang tujuh hektare.

Pewarta : Virna P Setyorini
Editor :
Copyright © ANTARA 2024