Magelang, ANTARA JATENG - Peserta Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari Universitas Tidar Kota Magelang, Jawa Tengah, mengembangkan tanaman manggis agar berbuah lebih cepat ketimbang penanaman bibit buah serupa yang dibudidayakan secara konvensional.

Ketua Tim PKM Untidar untuk judul "Untung Ganda dengan Bibit Manggis Kaki Ganda", Ardika Ageng Samudra, melalui keterangan tertulis Humas Untidar di Magelang, Rabu, mengatakan kalau pertumbuhan bibit manggis dari biji, umumnya membutuhkan waktu hingga menghasilkan buah antara 5-10 tahun.

Akan tetapi, ujarnya, dengan bibit yang dikembangkan melalui proses sambung pucuk dengan batang bawah berumur dua tahun, sudah bisa menghasilkan buah dalam waktu satu tahun, terhitung sejak penyambungan.

"Kami mengembangkan pembuatan bibit manggis yang pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan bibit manggis biasa," kata Ardika yang memimpin tim itu dengan dua anggota, yakni Fisiela Fikta Arunia dan Sri Windiyani.

Ia menjelaskan tentang latar belakang penelitian dan uji cobanya melalui program tersebut yang untuk meningkatkan pencarian bibit manggis berkualitas.

Bibit manggis kaki ganda, ujarnya, dibuat menggunakan cara sambung pucuk dengan menggabungkan dua batang bibit untuk menunjang penyerapan nutrisi dua kali lebih banyak dan pertumbuhan yang lebih cepat ketimbang bibit konvensional.

Ia menjelaskan bibit manggis yang digabungkan adalah bibit unggul dalam berbuah dan bibit yang baik dalam beradaptasi dengan tanah serta tahan penyakit akar.

"Bibit manggis unggul yang menghasilkan buah secara baik dari segi kuantitas maupun kualitas menjadi batang atas, sedangkan bibit manggis yang mampu beradaptasi dengan berbagai jenis tanah dan penyakit akar menjadi batang bawah," katanya.

Ia menjelaskan batang tanaman manggis yang cenderung berbentuk pipih saat disambung antara batang atas dan bawah, harus sebidang.

"Karenanya dibutuhkan keterampilan yang baik untuk melakukannya," ujarnya.

Ia menyebut upaya memilih bibit manggis sebagai media sambung pucuk sebagai hal yang tidak mudah.

"Tingkat kesulitannya tinggi dibandingkan tanaman lainnya," ujarnya. Sebelumnya, tim itu mencoba cara sambung pucuk tersebut terhadap tanaman durian, kelengkeng, duku, dan sawo.

Saat ini, ujarnya, bibit tanaman manggis hasil pengembangan timnya dipasarkan di Desa Sumberan, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Kawasan Salaman di Jalan Magelang-Purworejo dikenal sebagai sentra berbagai bibit tanaman di Kabupaten Magelang.

"Bibit biasa itu seharga Rp 5.000 per batang. Sekarang kami buat agar nilai jual bertambah dengan sambung pucuk bibit manggis sebagai daya tarik tersendiri," katanya tanpa menyebut harga bibit manggis yang dibuat secara sambung pucuk tersebut.

Tim mahasiswa PKM itu salah satu di antara 12 PKM yang menjalani monitoring dan evaluasi eksternal pelaksanaan program tersebut di Kampus Universitas Negeri Semarang, beberapa waktu lalu.

Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor :
Copyright © ANTARA 2024