Temanggung, ANTARA JATENG - Omzet penjualan Pasar Papringan di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sebagai pasar wisata mencapai Rp35 juta setiap kali beroperasi.

"Omzet tersebut khusus untuk penjualan di lokasi pasar, belum termasuk pendapatan parkir," kata Ketua Komunitas Mata Air, Imam Abdul Rofik yang mengelola Pasar Papringan tersebut, di Temanggung, Minggu.

Pasar yang menjual berbagai makanan tradisional tersebut hanya buka setiap Minggu Wage dan Minggu Pon pukul 06.00=12.00 WIB. Untuk bertransaksi di pasar kawasan kebun bambu itu pengunjung harus menukarkan uang keping bambu dengan nilai per keping Rp2.000.

Imam mengatakan setiap kali beroperasi pengunjung mencapai 1.800 hingga 2.000 orang.

Ia menuturkan ada 60 lapak yang ikut berjualan di sini, terdiri atas kuliner, hasil pertanian, dan barang kerajinan.

Makanan tradisional yang dijajakan ada 100 jenis, antara lain nasi megono, nasi jagung, nasi kuning, bubur kampung, dawet anget, dan wedang lemeng.

"Mereka yang berjualan adalah warga Dusun Ngadiprono dan sekitarnya, karena kami ingin memberdayakan perekonomian masyarakat lokal," katanya.

Berdasarkan pantauan, para pengunjung bukan hanya datang dari Temanggung saja, tetapi juga dari Yogyakarta, Magelang, dan Semarang.

Seorang pedagang klemet dan bendung jagung warga Dusun Ngadiprono, Artiyana mengatakan setiap kali berjualan rata-rata mendapat 150 keping atau senilai Rp300 ribu.

"Keuantungan yang kami dapat sekitar Rp50 ribu hingga Rp70 ribu setiap berjualan. Lumayan untuk menambah penghasilan keluarga," katanya.


Pewarta : Heru Suyitno
Editor :
Copyright © ANTARA 2024