Kudus, ANTARA JATENG - Program revitalisasi Pabrik Gula Rendeng, Kudus, Jawa Tengah, dengan dukungan anggaran Rp225 miliar dimulai dengan ditandai peletakan batu pertama pekerjaan "engineering procurement construction and commisioning", Selasa.

Program revitalisasi itu dimulai dengan peletakan batu pertama untuk fondasi evaporator di kawasan PG Rendeng Kudus oleh Direktur Operasional PT Perkebunan Nusantara IX R.M. Satrijo Wibowo, antara lain disaksikan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Catur Sulistiyanto, Direktur PT Wijaya Karya Bintang Prabowo, Direktur Operasional PT Barata Indonesia Tony Budsi Santoso, serta perwakilan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kudus.

"Dengan adanya program revitalisasi senilai Rp225 miliar tersebut, maka diharapkan bisa menambah kapasitas giling dari 2.500 ton tebu per hari menjadi 4.000 ton per hari," kata Direktur Operasional PT Perkebunan Nusantara IX RM. Satrijo Wibowo ditemui usai kegiatan itu di PG Rendeng Kudus.

Ia mengatakan program revitalisasi melalui penambahan penyertaan modal negara dalam modal saham PTPN IX tersebut, dalam rangka mendukung program kedaulatan pangan dan peningkatan produksi gula.

Setelah swasembada beras terwujud, kata dia, industri gula nasional berpeluang menjadi penyumbang swasembada pangan berikutnya.

Revitalisasi PG Rendeng, katanya, dinilai dapat menjadi salah satu pijakan dalam mewujudkan ketahanan pangan.

Selain itu, dengan revitalisasi PG Rendeng yang berusia 177 tahun itu, maka mendorong dampak ganda peningkatan ekonomi para petani tebu rakyat di wilayah Kudus dan sekitarnya.

"Mudah-mudahan program revitalisasi PG Rendeng ini juga bisa meningkatkan kesejahteraan petani tebu PG Rendeng," ujarnya.

Konsorsium WIKA-Barata Indonesia ditetapkan sebagai pemenang tender "engineering procurement construction and commissioning" atau pekerjaan konstruksi pengadaan teknik dan komisioning revitalisasi PG Rendeng PTPN IX berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, dan kewajaran harga yang dilakukan PTPN IX pada 10 Agustus 2017.

"Kami optimistis, proyek ini dapat berjalan baik dan memenuhi target secara tepat waktu dan tepat mutu dengan kolaborasi para insinyur terbaik," ujar Direktur Utama WIKA Bintang Prabowo.

Direktur Operasional PT Barata Indonesia Tony Budi Santoso mengungkapkan bahwa proyek itu bentuk sinergi yang baik serta sebagai bentuk upaya bersama untuk meningkatkan konten lokal.

"Sinergi antar-BUMN semacam ini, harus terus dilakukan agar industri nasional, khususnya di bidang pergulaan semakin mandiri melalui komitmen penggunaan konten lokal yang tinggi," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Catur Sulistiyanto mewakili Bupati Kudus Musthofa, berharap program revitalisasi bisa berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Apalagi, kata dia, program revitalisasi tersebut, nantinya juga bermanfaat untuk masyarakat, karena ketersediaan gula di pasaran tentu menjadi tuntutan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. ***3***



(U.KR-AN/B/M029/M029) 22-08-2017 17:03:41

Pewarta : Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor :
Copyright © ANTARA 2024