Semarang, ANTARA JATENG - Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) melakukan kajian atas tinjauan impor sepeda karena nilai bea masuk terhadap komoditi sepeda dan spare part masih jauh dari nilai sebenarnya, terutama di wilayah pemasukan pelabuhan Tanjung Emas.

Permasalahan tersebut muncul dalam sharing session dengan para importir komoditi sepeda di ruang rapat Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean (TMP) Tanjung Emas Semarang, Selasa (15/8).

AIPI menilai harga yang dikenakan masih jauh lebih rendah dibanding dengan nilai bea masuk resminya, terutama di wilayah pabean Pelabuhan Tanjung Emas yang selama ini dikenal sebagai pintu masuk utama impor secara borongan.

Anggota AIPI sebagai produsen sepeda di dalam negeri siap mengantisipasi apabila terjadi kekosongan pasar akibat terjadinya penurunan impor yang disebabkan oleh segelintir pelaku usaha yang tidak tertib dalam kegiatan importasinya.
 
Sejumlah permasalahan yang disampaikan AIPI tersebut menjadi bahan pencarian solusi oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean (TMP) Tanjung Emas Semarang.

Kegiatan yang dikemas dalam sharing session dengan para importir komoditi sepeda tersebut diharapkan akan terjadi sinergi antara Bea Cukai dan pengguna jasa, sehingga segala permasalahan yang ada dapat dicari solusinya bersama untuk kenyamanan bersama.


Pewarta : Humas Bea Cukai
Editor :
Copyright © ANTARA 2024