Batang, ANTARA JATENG - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, meminta pengelola jalan tol memberikan tempat untuk memamerkan produk lokal usaha menengah kecil mikro ( UMKM ) di rest area jalan tol Batang Semarang.

"Kami menginginkan produk lokal diinventarisasi seperti kuliner, makanan ringan hingga produk kerajinan kulit maupun kerajinan tangan," kata Bupati Batang Wihaji usai membuka acara "Temu Usaha UMKM" di Batang, Kamis.

Ia mengatakan pemkab akan membantu para pelaku UMKM untuk memamerkan dan mengenalkan produk kerajinan unggulan di setiap kegiatan pameran baik tingkat regional maupun nasional.

"Kami ingin ada produk lokal yang akan dikedepankan sebagai salah satu produk unggulan Kabupaten Batang yang nantinya akan dikampanyekan setiap ada tamu berkunjung ke daerah itu," katanya.

Ia meminta para pelaku usaha mulai memunculkan ide cerdas di tengah ekonomi global agar pengusaha UMKM mampu mempertahankan diri dari keadaan pasang surut pertumbuhan ekonomi yang memengaruhi daya beli masyrakat.

"Ekonomi sangat memengaruhi perjalanan UMKM yang kadang tumbuh terkadang jalan di tempat, kadang juga ambruk. Oleh karenanya, kondisi itu harus bisa disikapi oleh pengusaha untuk melakukan inovasi dan kreativitas dalam produknya yang harus mengikuti pola pikir dan permintaan masyarakat yang selalu `up to date`," katyanya.

Wihaji mengingatkan pengusaha UMKM senantiasa memanfaatkan teknologi informasi dalam pemasarannya karena pada era digital ini masyarakat cenderung suka membeli produk melalui media sosial atau secara "online".

"Teknologi dijadikan salah satu media penting untuk pemasaran UMKM agar dapat berdaya saing tinggi," katanya.

Kepala Dinas Perizinan Penanaman Perizinan Terpadu dan Tenaga Kerja Sri Purwaningsih mengatakan bahwa saat ini ada 42 unit usaha terdiri atas klaster makanan, kerajinan batik, dan madu.

Adapun untuk unit usaha kecil, kata dia, ada 12.613 unit dan usaha mikro 88.710 unit.

"Kami akan memfasilitasi upaya kemitraan antara UMKM dengan sejumlah usaha besar. Kendati demikian, biasanya pelaku UMKM enggan melakukaan kemitraan karena banyak persayaratan dan ribet," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024