Kediri, Jatim, ANTARA JATENG - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. dan Wali Kota Kediri Abdullah Abubakar mencoba permainan monopoli raksasa bersama para siswa SMP Pawytan Daha 1 Kota Kediri ketika meninjau dan menyaksikan langsung implementasi pengintegrasian nilai-nilai Pancasila di sekolah tersebut, Minggu (16/7/17).

"Permainan-permainan juga dikembangkan sehingga pengajaran Pancasila terlaksana secara gembira, demokratis, dan responsif kebutuhan karena kontekstual dengan situasi lokal," kata anggota DPR RI Eva Kusuma Sundari kepada Antara Jateng, Minggu malam.

Eva  mengatakan bahwa kontribusi SMP Pawytan Daha adalah pemakaian strategi pengarusutamaan (mainstreaming) nilai-nilai Pancasila ke dalam mata pelajaran intrakurikuler dan ektrakurikuler.

Di tengah persiapan implementasi Kurikulum 2013 yang berisi pendidikan karakter oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), SMP Pawytan Daha 1 Kota Kediri sudah melaksanakan mainstreaming nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum untuk tujuan pendidikan karakter siswa.

Kedatangan rombongan menteri yang didampingi Direktur Pendidikan SMP Kemendikbud Supriono dan Wali Kota Kediri Abdullah Abubakar disambut dengan drumband, gamelan, dan Tari Jiwaku Panji yang dimainkan oleh siswa-siswi sekolah tersebut.

Eva Sundari, anggota DPR RI asal Dapil Jatim 6, sebelumnya pada tanggal 7 Juli 2017 menyerahkan silabus lengkap SMP Pawyatan tersebut ke Mendikbud.

"Respons Menteri positif dengan menyatakan bahwa hal tersebut merupakan best practice sekaligus bisa menjadi model implementasi Kurikulum 2013," kata Eva.

Dalam sambutannya, Mendikbud menegaskan bahwa pihaknya hanya melaksanakan Nawacita, khususnya perintah Presiden untuk menyelenggarakan pendidikan kepribadian.
"Saya melihat SMP Pawyatan memberi contoh bagaimana karakter nasionalisme ditanamkan melalui kurikulum," katanya.

Selain nasionalisme, kata Mendikbud, karakter penting yang lain yang perlu ditanamkan ke siswa adalah religiusitas, kreatif dan inovatif, integritas, dan gotong royong.

"Ini eksperimen yang saya dampingi selama setahun. Alhamdulillah, sudah ada delapan SMP yang akan mereplikasi program dengan ciri khas masing-masing. Beda dengan P-4 yang indoktrinatif, kita pakai pendekatan bottom up sehingga penuh warna sebagaimana prinsip Bhinneka Tunggal Ika," jelas Eva Sundari.

Eva menambahkan bahwa pada tanggal 18 Juli 2017 akan ada rakor bersama Kemenko PMK tentang hal yang sama dengan SMP negeri dan swasta se-Kota Kediri.

Pewarta : Kliwon
Editor :
Copyright © ANTARA 2024