Semarang, ANTARA JATENG - Real Estat Indonesia (REI) Jawa Tengah menyatakan keterlambatan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dari perbankan kepada calon konsumen berdampak pada terganggunya penjualan rumah.

"Keterlambatan KPR ini sudah terjadi sejak awal tahun lalu dan sampai sekarang dampaknya masih terasa," kata Ketua REI Jawa Tengah MR Prijanto di Semarang, Kamis.

Ia mengatakan idealnya pengurusan KPR yang ditandai dengan adanya perjanjian kerja sama antara perbankan, konsumen, dan pengembang tersebut cukup selesai satu minggu, namun saat ini pengurusan bisa mencapai satu bulan.

Mengenai penyebabnya, Prijanto mengaku tidak mengetahui secara pasti mengingat hal itu terkait dengan kebijakan internal perbankan.

"Bahkan BTN yang biasanya cepat dalam pengurusan KPR, awal tahun ini juga tersendat. Bisa jadi berhubungan dengan kebijakan bunga," katanya.

Selain tersendatnya penyaluran KPR, diakuinya, daya beli masyarakat juga cukup mengganggu penjualan rumah di Jawa Tengah.

"Tahun ini kebutuhan yang harus dikeluarkan oleh masyarakat kan berturut-turut, di antaranya Lebaran dan masuknya tahun ajaran baru," katanya.

Melihat kondisi tersebut, pihaknya tidak yakin target awal penjualan rumah untuk seluruh tipe di Jawa Tengah dapat terpenuhi.

"Kalau target kami 10.000 unit, 6.500 unit di antaranya adalah rumah subsidi, sedangkan sisanya rumah nonsubsidi dan apartemen," katanya.

Pewarta : Aris Wasita Widiastuti
Editor :
Copyright © ANTARA 2024