Banyumas, ANTARA JATENG - Bendera Merah Putih berkibar perlahan di ujung tiang tinggi di tengah lapangan Rumah Tahanan Negara Kelas II B Banyumas, Jawa Tengah.

Di antara bangunan-bangunan dengan atap berwarna biru, lantunan lagu Indonesia Raya terdengar penuh haru.

Lagu itu menggema di antara pagar-pagar pembatas lapangan yang menjadi lokasi pelaksanaan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni.

Gema lagu kebangsaan menjadi pertanda bahwa upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Kamis, tengah berlangsung.

Semua berjalan seperti normalnya sebuah upacara. Namun, pada kegiatan kali ini ada hal yang menarik.

Selain atap-atap berwarna biru, ada juga terlihat sejumlah orang berpakaian biru yang menjadi bagian dari upacara.

Mereka berdiri dengan sikap sempurna, memperlihatkan kesungguhan mengikuti jalannya upacara.

Jumlahnya ada 119 orang. Mereka adalah warga binaan pemasyarakatan yang menjadi bagian dari keluar besar Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Banyumas.

Wajah para warga binaan pemasyarakatan dan para pegawai terlihat antusias saat menyaksikan kibaran Sang Saka. Bahasa tubuh mereka sangat khidmat saat melantunkan lagu Indonesia Raya.

Tidak terlihat wajah letih meski sejak pukul 08.00 WIB mereka berdiri hingga 45 menit berikutnya di tengah menjalani ibadah puasa.

Seolah mereka ingin menegaskan bahwa bersama sinar matahari pagi di awal bulan Juni mereka telah mengisi peringatan Hari Lahir Pancasila dengan semangat tinggi.

Mereka ingin ikut menjadi bagian dalam menebarkan semangat Pancasila dari dalam rumah tahanan yang terletak di Jalan Alun-Alun Kabupaten Banyumas.

Kepala Rumah Tahanan Kelas IIB Banyumas Dadang Sudrajat menjadi inspektur upacara.

Dadang mengingatkan seluruh peserta bahwa upacara dalam rangka memperingati kelahiran Pancasila.

Upacara diselenggarakan untuk memaknai kelahiran Pancasila agar warga binaan pemasyarakatan dan seluruh pegawai memahami atau mengingat kembali hari lahirnya Pancasila yang merupakan milik semua elemen bangsa, tanpa terkecuali.

Intinya mengingatkan kembali nilai-nilai dari Pancasila, mengingatkan kembali semangat gotong royong, mengingatkan kembali semangat kebersamaan, dan lain sebagainya.

Upacara memperingati Hari Llahir Pancasila merupakan salah satu dari banyak kegiatan positif lainnya yang rutin di rumah tahanan tersebut. Misalnya, Salat Tarawih oleh pegawai dan warga binaan pemasyarakatan, tadarus bersama, dan khataman Alquran.

Berbagai kegiatan positif dilakukan agar warga binaan pemasyarakatan dapat terus mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Namun, sebelum mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya, mereka paham terlebih dahulu setiap sila.

Langkah awal untuk memahami setiap sila itu, setidaknya mereka hafal kelima sila dalam Pancasila, yakni: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa; 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab; 3. Persatuan Indonesia; 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan; 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Saya Pancasila"

Semangat memperingati hari lahirnya Pancasila tidak hanya dirasakan di dalam Rutan Kelas IIB Banyumas.

Karena semangat yang sama, tentunya juga dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia di seluruh pelosok negeri, dari ujung Barat hingga ujung Timur.

Beberapa waktu belakangan ini, berbagai akun media sosial, ramai-ramai mengunggah kalimat "Saya Indonesia, Saya Pancasila".

Kalimat tersebut disertai logo #PekanPancasila. Menjadikan hari Kamis di awal bulan Juni ini makin bersemangat Merah Putih.

Meskipun demikian, mungkin ada sebagian masyarakat Indonesia yang bertanya, dalam rangka memperingati hari kelahiran Pancasila, bagaimana upaya menghidupkannya dalam keseharian?

Bagaimana menghidupkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan juga bernegara?

Bagaimana upaya agar Pancasila dapat benar-benar "mewarnai" setiap elemen bangsa, dalam bertindak dan juga dalam berucap?

Ketua Pusat penelitian dan Pengembangan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan Universitas Jenderal Soedirman Prof. Muhammad Fauzan menegaskan bahwa menghidupkan Pancasila dalam kehidupan nyata sangat penting.

Euforia memperingati Hari Lahir Pancasila memang merupakan hal yang penting karena menandai kesadaran masyarakat mengenai Pancasila.

Akan tetapi, menghidupkan serta mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari lebih penting. Apalagi, bila Pancasila menjadi semangat bagi masyarakat di Tanah Air untuk mendorong agar kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah benar-benar merupakan cerminan dari sila-sila yang ada di dalamnya.

Upaya untuk mendorong hal itu perlu dilakukan oleh segenap komponen bangsa, seluruh rakyat Indonesia secara bersama-sama.

Dengan demikian, momentum 1 Juni, akhirnya dapat menjadi wahana introspeksi apakah seluruh komponen bangsa sudah mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari atau belum, termasuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Selain itu, momentum 1 Juni juga dapat menjadi wahana bagi seluruh pihak untuk meneguhkan kembali nilai-nilai kebersamaan sebagai suatu bangsa yang berbineka tunggal ika, berbeda-beda tetapi tetap satu.

Dengan demikian, semangat persatuan dan kesatuan akan makin kuat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Profesor Muhammad Fauzan berharap momentum tersebut dapat mendorong masyarakat agar dapat bersama-sama membangun dan mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pendiri negara.

Bagi para penyelenggara negara, kata Prof. Muhammad Fauzan, momentum 1 juni bisa menjadi wahana untuk melihat kembali apakah dalam melakukan manajemen pemerintahan sudah disinari oleh sila-sila Pancasila.

Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor :
Copyright © ANTARA 2024