Semarang, ANTARA JATENG - Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah menyatakan sejumlah hotel menerapkan sistem penjualan "ballax" selama Ramadhan untuk menjaga omzet perusahaan.

"Sistem penjualan `ballax` ini yaitu penjualan yang dilakukan selama bulan Ramadhan dengan harga tertentu tetapi pemakaian kamarnya bisa digunakan di luar bulan Ramadhan, untuk pembayaran kamar tetap dilakukan pada bulan ini," kata Wakil Ketua PHRI Jawa Tengah Benk Mintosih di Semarang, Selasa.

Penjualan sistem "ballax" itu, syaratnya dengan jumlah tertentu, yaitu minimal 100 kamar. Selanjutnya, pada penggunaannya di luar Ramadhan maksimal 5 kamar di waktu yang sama.

"Untuk penggunaannya berlaku selama dua bulan, waktunya sesuai dengan kesepakatan antara pihak hotel dengan `customer`," katanya.

Ia mengatakan konsumen yang banyak memanfaatkan sistem tersebut adalah dari agen perjalanan wisata. Biasanya, mereka akan menggunakannya untuk menginap para wisatawan yang kebetulan berkunjung ke Semarang.

Menurut Benk, langkah tersebut cukup efektif untuk menjaga pemasukan perusahaan di saat tingkat okupansi mengalami penurunan selama Ramadhan.

"Sebagai perbandingan, jika pada bulan-bulan normal tingkat okupansi sekitar 60 persen/bulan, untuk saat ini hanya di kisaran 40 persen/bulan. Oleh karena itu, perlu adanya strategi pemasaran khusus," katanya.

Selain menerapkan sistem penjualan tersebut, katanya, saat ini sejumlah hotel aktif mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan Ramadhan, salah satunya demo memasak untuk menu-menu berbuka puasa.

"Untuk segmentasinya kami masuk ke komunitas, salah satunya arisan ibu-ibu. Paling tidak dalam satu minggu dua kali kegiatan sudah cukup baik," katanya.

Untuk sejumlah hotel skala besar yang pada bulan-bulan normal banyak menerima kegiatan "meeting, incentive, convention, and exhibition" (MICE) atau pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran, biasanya memanfaatkan momentum Ramadhan untuk meningkatkan keahlian para karyawan.

"Karena pada saat bulan Ramadhan kegiatan kan cenderung berkurang, kami mengadakan pelatihan internal yang sifatnya `short training`. Dengan begitu `skill` mereka akan semakin baik saat melayani para tamu," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor :
Copyright © ANTARA 2024