Tokyo, ANTARA JATENG - Sebuah pemandian umum di Tokyo menawarkan
kelas-kelas dengan topik variasi, dari komedi hingga game, demi menarik
minat anak-anak muda untuk menyelamatkan tradisi pemandian umum di
Jepang yang mulai surut.
Dalam salah satu sesi
terbaru dari "Sekolah Bugil" di pemandian Hinodeyu, sembilan pria duduk
melingkar di dalam bak mandi, mendengarkan pakar tentang permainan
klasik papan Go.
"Saya kira anak muda akan
tertarik dan kembali ke pemandian umum jika mereka tahu ada kelas-kelas
seperti ini di sana," kata Tadashi Manayama, arsitek 37 tahun, seusai
kelas pada Reuters.
Yuichi Tamura, manajer
Hinodeyu, pemandian yang dioperasikan oleh keluarganya sejak 1939,
mengatakan banyak anak muda yang tidak pernah ke pemandian umum karena
rumah masa kini sebagian besar punya kamar mandi modern.
"Saya
ingin memberi mereka alasan untuk mengunjungi pemandian umum dengan
acara-acara unik seperti sekolah bugil ini," kata Tamura pada Reuters
Television.
Pada masa jaya, lebih dari 500
orang mandi di Hinodeyu yang berada dekat distrik Asakusa, Tokyo, setiap
hari. Sekarang jumlahnya menurun sekitar 100, katanya.
Pemandian
umum, dikenal sebagai sento, jumlahnya dulu mencapai hingga lebih dari
2600 di Tokyo pada akhir 1960an. Namun sejak itu ada penurunan secara
bertahap yang membuat pengelola harus memutar otak untuk menarik minat
orang.
Di Hidoneyu, dengan biaya masuk 460 yen
(sekitar Rp55.000) pengunjung sudah bisa mengikuti kelas, membahas topik
yang ditentukan bulan itu. Pengunjung bisa belajar tentang komedi
tradisional pada April, sementara topik bulan Maret adalah industri
pemandian umum.
Pada Juni, pengunjung akan belajar cara menghadapi masalah lokal, kucing liar.
"Topiknya apa saja, yang penting kau punya sesuatu yang bisa diajarkan," tulis laman Hinodeyu.