Magelang, ANTARA JATENG - Ratusan orang lanjut usia (lansia) menjadi santri di Pondok Sepuh Masjid Agung Payaman, Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, selama Ramadhan 1438 Hijriah.
Berdasarkan pantauan, Senin, mereka memenuhi Masjid Agung Payaman mengikuti pengajian sebelum shalat dhuhur berjamaah. Setelah itu, mereka membaca Alquran dan sebagian berbaring di serambi masjid.
Pengelola Pondok Sepuh Masjid Agung Payaman, Muhammad Tybyan mengatakan pada Ramadhan tahun ini ada sekitar 300 santri lansia yang mendaftar.
"Pondok ini memang khusus untuk para lansia, memang ada remaja yang mendaftar tetapi kami tolak, karena dikhawatirkan mengganggu keikhlasan para lansia dalam beribadah," katanya.
Ia mengatakan para santri berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, tahun ini ada tiga orang dari Kalimantan dan satu orang dari Sumatera, sedangkan lainnya dari Jakarta, Bandung serta sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Di luar bulan Ramadhan, katanya, ada santri yang bermukim di pondok sekitar 50 hingga 60 orang. Namun, pada bulan Ramadhan membuka program khusus dan peserta membludak, karena tempatnya terbatas maka mereka tidur di serambi masjid dan rumah penduduk sekitar pondok.
Ia menyebutkan untuk menjadi santri selama bulan Ramadhan ditarik iuran Rp30.000 per orang sebagai pengganti biaya listrik dan air. Untuk keperluan makan, para santri bisa memasak atau membeli makanan sendiri.
Ia mengatakan santri program Ramadhan didominasi oleh kaum perempuan, dari 300 peserta hanya sekitar 40 laki-laki sedangkan sisanya perempuan.
"Mereka mengikuti program santri khusus bulan Ramadhan sejak awal Ramadhan, kebanyakan mereka pulang pada 20 Ramadhan, namun ada juga beberapa orang yang pulang hingga akhir Ramadhan," katanya.
Ia mengatakan kegiatan yang dilakukan para santri, yakni mengikuti pengajian sebelum shalat dhuhur, sebelum dan sesudah shalat ashar.
"Sebelum shalat dhuhur kami isi dengan pengajian tentang fikih, sebelum ashar soal tasawuf, dan setelah ashar diisi cerita para nabi atau cerita islami," katanya.
Di luar kegiatan mendengarkan pengajian, katanya mereka membaca Alquran. Bagi kaum perempuan yang belum lancar membaca Alquran ada guru pembimbingnya.
Ia menuturkan program khusus santri Ramadhan ini sudah berlangsung sejak 1980.
Seorang santri asal Tuluangagung, Jawa Timur, Muh Solehan mengatakan pihaknya tertarik mengikuti program santri bulan Ramadhan di pondok tersebut karena ingin beribadah secara khusyuk selama bulan Ramadhan ini.
"Saya tahu kegiatan Ramadhan di pondok ini pada saat menjadi sopir tahun 1993-1994, waktu itu sering mengantar barang ke Temanggung dan sering mampir ke Pondok Sepuh Payaman. Tahun ini saya seperti mendapat hidayah untuk belajar di pondok ini," katanya.
Berdasarkan pantauan, Senin, mereka memenuhi Masjid Agung Payaman mengikuti pengajian sebelum shalat dhuhur berjamaah. Setelah itu, mereka membaca Alquran dan sebagian berbaring di serambi masjid.
Pengelola Pondok Sepuh Masjid Agung Payaman, Muhammad Tybyan mengatakan pada Ramadhan tahun ini ada sekitar 300 santri lansia yang mendaftar.
"Pondok ini memang khusus untuk para lansia, memang ada remaja yang mendaftar tetapi kami tolak, karena dikhawatirkan mengganggu keikhlasan para lansia dalam beribadah," katanya.
Ia mengatakan para santri berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, tahun ini ada tiga orang dari Kalimantan dan satu orang dari Sumatera, sedangkan lainnya dari Jakarta, Bandung serta sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Di luar bulan Ramadhan, katanya, ada santri yang bermukim di pondok sekitar 50 hingga 60 orang. Namun, pada bulan Ramadhan membuka program khusus dan peserta membludak, karena tempatnya terbatas maka mereka tidur di serambi masjid dan rumah penduduk sekitar pondok.
Ia menyebutkan untuk menjadi santri selama bulan Ramadhan ditarik iuran Rp30.000 per orang sebagai pengganti biaya listrik dan air. Untuk keperluan makan, para santri bisa memasak atau membeli makanan sendiri.
Ia mengatakan santri program Ramadhan didominasi oleh kaum perempuan, dari 300 peserta hanya sekitar 40 laki-laki sedangkan sisanya perempuan.
"Mereka mengikuti program santri khusus bulan Ramadhan sejak awal Ramadhan, kebanyakan mereka pulang pada 20 Ramadhan, namun ada juga beberapa orang yang pulang hingga akhir Ramadhan," katanya.
Ia mengatakan kegiatan yang dilakukan para santri, yakni mengikuti pengajian sebelum shalat dhuhur, sebelum dan sesudah shalat ashar.
"Sebelum shalat dhuhur kami isi dengan pengajian tentang fikih, sebelum ashar soal tasawuf, dan setelah ashar diisi cerita para nabi atau cerita islami," katanya.
Di luar kegiatan mendengarkan pengajian, katanya mereka membaca Alquran. Bagi kaum perempuan yang belum lancar membaca Alquran ada guru pembimbingnya.
Ia menuturkan program khusus santri Ramadhan ini sudah berlangsung sejak 1980.
Seorang santri asal Tuluangagung, Jawa Timur, Muh Solehan mengatakan pihaknya tertarik mengikuti program santri bulan Ramadhan di pondok tersebut karena ingin beribadah secara khusyuk selama bulan Ramadhan ini.
"Saya tahu kegiatan Ramadhan di pondok ini pada saat menjadi sopir tahun 1993-1994, waktu itu sering mengantar barang ke Temanggung dan sering mampir ke Pondok Sepuh Payaman. Tahun ini saya seperti mendapat hidayah untuk belajar di pondok ini," katanya.