Pekalongan, ANTARA JATENG - Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, menyarankan agar warga yang tergolong berkecukupan beralih menggunakan elpiji nonsubsidi karena ada dugaan relatif banyak di antara mereka yang memanfaatkan pemakaian elpiji bersubsidi.

Kepala Subbagian Sumber Daya Alam Bagian Perekonomian Kabupaten Pekalongan Anjar Ardiansyah di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa masyarakat yang berpenghasilan di atas Rp1,5 juta per bulan sudah tidak selayaknya menggunakan elpiji ukuran 3 kilogram.

"Kami menyarankan masyarakat berpenghasilan lebih dari cukup beralih menggunakan gas nonsubsidi seperti bright gas ukuran 5,5 kilogram karena elpiji berukuran 3 kg khusus untuk warga miskin," katanya.

Kelangkaan elpiji ukuran 3 kg, kata dia, selain dipicu ketersendatan pasokan, juga karena pengaruh masih banyaknya warga mampu menggunakan gas minyak cair itu.

Untuk mengantisipasi pemakaian elpiji berukuran 3 kg bagi masyarakat mampu, pemerintah mewacanakan penggunaan kartu khusus bagi warga miskin yang akan membeli elpiji.

"Rencananya bagi rumah tangga akan mendapatkan tiga tabung elpiji per bulan, sedangkan pelaku usaha warung kecil memperoleh delapan hingga sembilan tabung per bulan," katanya.

Menurut dia, pemkab telah melakukan operasi pasar (OP) elpiji bersubsidi di 11 titik sebagai upaya mengatasi kelangkaan gas melon ini yang sempat terjadi belum lama ini.

"Ada permintaan yang masuk kembali pada hari Rabu (3/5/2017) agar pemkab melakukan operasi pasar," katanya.



Pewarta : Kutnadi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024