Cilacap, ANTARA JATENG - Kapal MT Permata Niaga yang terdampar dan kandas di sekitar Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap akan dikandaskan, kata Kepala Seksi Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Cilacap Muhammad Amin.
"Kami sudah tiga kali memberikan teguran ke pemiliknya karena kapal ini sudah lama juga (hampir dua tahun, red) melepas jangkar di `outer bar` (tempat antrean kapal menuju pelabuhan, red)," katanya di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa.
Dalam hal ini, kata dia, KSOP Cilacap meminta pemilik kapal agar mengandaskan MT Permata Niaga tersebut di pantai karena jika tetap berada di tengah laut dikhawatirkan akan larat ke mana-mana.
Akan tetapi, lanjut dia, fenomena alam justru telah melaratkan (menghanyutkan) kapal tersebut dari "outer bar" ke tepi pantai.
"Padahal kami sudah merencanakan untuk mengandaskan. Cuma posisi untuk mengandaskannya sedang kami cari," jelasnya.
Amin mengakui posisi kapal MT Permata Niaga yang kandas itu tidak mengganggu alur kapal-kapal nelayan yang hendak keluar dan masuk PPS Cilacap.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan dari pemilik kapal.
"Tergantung pemiliknya, kalau mau diperbaiki berarti harus dok. Tetapi kalau tidak akan diperbaiki, mungkin ya dipotong-potong," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, posisi kapal MT Permata Niaga untuk sementara tetap berada di posisi saat sekarang.
"Beruntung laratnya ke sini (samping tanggul pemecah gelombang Dermaga 3 PPS Cilacap, red). Kalau di tengah-tengah bisa mengganggu nelayan, kalau laratnya di pintu masuk pelabuhan umum ya mengganggu kapal-kapal lain," jelasnya.
Disinggung mengenai alasan kapal tersebut melepas jangkar dalam waktu lama di "outer bar", dia mengaku tidak mengetahui secara pasti karena saat baru dinas di KSOP Cilacap sekitar satu tahun lalu, MT Permata Niaga telah berada di tempat itu.
Menurut dia, kapal tersebut juga mengalami kerusakan mesin sehingga lepas jangkar di "outer bar"
"Mungkin juga pemilik kapal tersebut punya sangkutan dengan Pertamina sehingga tidak boleh berlayar (hingga utangnya diselesaikan)," katanya.
Kapal MT Permata Niaga terdampar dan kandas di sekitar tanggul pemecah gelombang Dermaga 3 PPS Cilacap pada Senin (8/5) petang akibat terhempas gelombang tinggi dan angin kencang setelah jangkarnya putus.
Sebelum terdampar di pantai yang masuk kawasan Teluk Penyu, kapal tersebut telah lepas jangkar di "outer bar" selama hampir dua tahun.
Informasi yang dihimpun, MT Permata Niaga yang merupakan kapal pengangkut aspal itu pernah menabrak "loading arm" (silinder penyaluran, red) di Dermaga 60 Pertamina Cilacap.
Kapal tersebut selanjutnya dikeluarkan ke "outer bar" (daerah antrean kapal yang hendak menuju pelabuhan, red) dan tidak boleh berlayar selama masih memiliki tanggungan utang di Cilacap.
Selama berada di "outer bar" kapal tersebut dalam keadaan kosong atau tanpa muatan dan telah ditinggalkan anak buah kapalnya.
Saat dihubungi melalui saluran telepon, Head of Communication and Relations Pertamina Refinery Unit IV Cilacap Ristanto Heru Widodo mengatakan MT Permata Niaga Line bukan kapal milik Pertamina meskipun sebelumnya merupakan pengangkut aspal.
"Sudah satu tahun lebih berada di `outer bar` dan tidak ada kaitannya dengan Pertamina," katanya.
"Kami sudah tiga kali memberikan teguran ke pemiliknya karena kapal ini sudah lama juga (hampir dua tahun, red) melepas jangkar di `outer bar` (tempat antrean kapal menuju pelabuhan, red)," katanya di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa.
Dalam hal ini, kata dia, KSOP Cilacap meminta pemilik kapal agar mengandaskan MT Permata Niaga tersebut di pantai karena jika tetap berada di tengah laut dikhawatirkan akan larat ke mana-mana.
Akan tetapi, lanjut dia, fenomena alam justru telah melaratkan (menghanyutkan) kapal tersebut dari "outer bar" ke tepi pantai.
"Padahal kami sudah merencanakan untuk mengandaskan. Cuma posisi untuk mengandaskannya sedang kami cari," jelasnya.
Amin mengakui posisi kapal MT Permata Niaga yang kandas itu tidak mengganggu alur kapal-kapal nelayan yang hendak keluar dan masuk PPS Cilacap.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan dari pemilik kapal.
"Tergantung pemiliknya, kalau mau diperbaiki berarti harus dok. Tetapi kalau tidak akan diperbaiki, mungkin ya dipotong-potong," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, posisi kapal MT Permata Niaga untuk sementara tetap berada di posisi saat sekarang.
"Beruntung laratnya ke sini (samping tanggul pemecah gelombang Dermaga 3 PPS Cilacap, red). Kalau di tengah-tengah bisa mengganggu nelayan, kalau laratnya di pintu masuk pelabuhan umum ya mengganggu kapal-kapal lain," jelasnya.
Disinggung mengenai alasan kapal tersebut melepas jangkar dalam waktu lama di "outer bar", dia mengaku tidak mengetahui secara pasti karena saat baru dinas di KSOP Cilacap sekitar satu tahun lalu, MT Permata Niaga telah berada di tempat itu.
Menurut dia, kapal tersebut juga mengalami kerusakan mesin sehingga lepas jangkar di "outer bar"
"Mungkin juga pemilik kapal tersebut punya sangkutan dengan Pertamina sehingga tidak boleh berlayar (hingga utangnya diselesaikan)," katanya.
Kapal MT Permata Niaga terdampar dan kandas di sekitar tanggul pemecah gelombang Dermaga 3 PPS Cilacap pada Senin (8/5) petang akibat terhempas gelombang tinggi dan angin kencang setelah jangkarnya putus.
Sebelum terdampar di pantai yang masuk kawasan Teluk Penyu, kapal tersebut telah lepas jangkar di "outer bar" selama hampir dua tahun.
Informasi yang dihimpun, MT Permata Niaga yang merupakan kapal pengangkut aspal itu pernah menabrak "loading arm" (silinder penyaluran, red) di Dermaga 60 Pertamina Cilacap.
Kapal tersebut selanjutnya dikeluarkan ke "outer bar" (daerah antrean kapal yang hendak menuju pelabuhan, red) dan tidak boleh berlayar selama masih memiliki tanggungan utang di Cilacap.
Selama berada di "outer bar" kapal tersebut dalam keadaan kosong atau tanpa muatan dan telah ditinggalkan anak buah kapalnya.
Saat dihubungi melalui saluran telepon, Head of Communication and Relations Pertamina Refinery Unit IV Cilacap Ristanto Heru Widodo mengatakan MT Permata Niaga Line bukan kapal milik Pertamina meskipun sebelumnya merupakan pengangkut aspal.
"Sudah satu tahun lebih berada di `outer bar` dan tidak ada kaitannya dengan Pertamina," katanya.