Kudus, ANTARA JATENG - Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bakal mengundang pengrajin batik dari berbagai daerah di Jateng untuk ikut memeriahkan pameran selama perayaan tradisi Dandangan mulai 16 hingg 25 Mei 2017.

"Dari 35 kabupaten/kota, kami hanya mengundang 20 daerah yang memang memiliki kerajinan batik khas," kata Kabid PKL pada Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Sofyan Duhri di Kudus, Jumat.

Jumlah pedagang yang bakal ditampung pada perayaan tradisi Dandangan di Kabupaten Kudus diperkirakan sebanyak 434 pedagang.

"Jumlah pedagang tersebut masih memungkinkan bertambah karena pada tahun ini kami juga menyediakan khusus gerai untuk pengrajin batik dari luar kota," ujarnya.

Sebagian pedagang ada yang berjualan secara lesehan dan sebagian lagi berjualan dengan tenda atau gerai.

Untuk menampung ratusan pedagang tersebut, Dinas Perdagangan akan menyediakan gerai yang akan disewakan kepada pedagang selama perayaan tradisi Dandangan.

Adapun ukuran setiap gerai, kata dia, bervariasi atau menyesuaikan dengan jenis komoditas.

Biaya retribusinya, kata dia, per meter persegi sebesar Rp2.000,00 per hari sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pemakaian Kekayaan Daerah.

"Harga sewa tersebut, belum termasuk retribusi sampah dan biaya sewa listrik," ujarnya.

Pedagang kaki lima yang sebelumnya berjualan di sepanjang jalan yang akan digunakan perayaan Dandangan, kata dia, akan dialihkan ke tempat lain, seperti di Jalan Sunan Kudus mulai perempatan Ba`agil ke timur.

Terkait dengan retribusi sampah, berdasarkan Perbub Nomor 12/2010 tentang Retribusi Sampah bahwa tarif setiap meter persegi sebesar Rp60,00.

Adapun gerai yang disediakan tersebar di Jalan Sunan Kudus, Jalan Madureksan, Jalan Kiai Telingsing, Jalan Pangeran Puger, Jalan Wahid Hasyim, Jalan K.H.A. Dahlan Jalan Menara serta Jalan Kudus-Jepara.

Tradisi Dandangan di Kudus biasanya diramaikan dengan kirab Dandangan dengan menampilkan potensi budaya beberapa desa di Kudus dengan rute kirab di jalan-jalan protokol.

Setibanya di alun-alun, peserta kirab melakukan adegan untuk menceritakan perkembangan Islam secara sederhana.

Seremonial tersebut biasanya ditutup dengan pemukulan beduk yang dilakukan oleh pejabat instansi terkait sekaligus dimulainya awal bulan puasa.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor :
Copyright © ANTARA 2024