Demak, ANTARA JATENG - Penanaman 40.000 bibit tanaman bakau (mangrove) secara serempak di 13 kabupaten/kota, kawasan pantai utara Jawa Tengah, dalam rangka peringatan Hari Bumi, meraih rekor Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID).

"Penghargaan ini diberikan sebagai kegiatan menanam bibit mangrove secara serempak dengan jumlah kabupaten/kota terbanyak karena mencapai 13 kabupaten/kota di satu provinsi," kata Direktur Utama LEPRID Paulus Pangka pada acara penanaman bibit mangrove di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Sabtu.

Rekor tersebut, kata Paulus, belum pernah dipecahkan sebelumnya karena rekor yang hampir mirip hanya penanaman tanaman perkebunan serentak pada 1.000 titik di 1.000 desa.

Gerakan restorasi pantai utara Jateng dengan penanaman bibit mangrove hingga puluhan ribu bibit di 28 titik pada garis pantai sepanjang 453,9 kilometer tersebut dalam rangka Hari Bumi yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Partai Nasional Demokrat.

Dengan demikian, kata dia, penanaman tidak hanya dilakukan di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, tetapi secara serempak juga dilakukan di 12 kabupaten/kota lainnya.

Penghargaan tersebut diberikan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kemudian kepada DPP NasDem dan DPW NasDem Jateng.

Menurut dia, kegiatan tersebut cukup positif karena bertujuan menanggulangi bencana abrasi.

"Mudah-mudahan prestasi ini bisa menginspirasi masyarakat," ujarnya.

Ia berpendapat bahwa kegiatan tersebut sekaligus mengingatkan masyarakat bahwa kegiatan penanggulangan tidak harus menunggu pemerintah karena masyarakat bisa memulainya.

"Jika setiap warga, termasuk pelajar, diajak menanam satu pohon saja,nantinya tentu akan bertambah banyak," ujarnya.

Kepala Desa Bedono Agus Salim menyambut positif kegiatan penanaman mangrove hingga 40.000 bibit tersebut.

"Mudah-mudahan warga juga tergerak untuk melakukan tindakan serupa untuk mencegah terjadinya abrasi yang makin meluas," ujarnya.

Apalagi, lanjut dia, di Desa Bedono tercatat sudah ada dua pedukuhan yang memaksa sebagian besar warganya harus pindah ke tempat lain yang aman dari abrasi maupun rob.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor :
Copyright © ANTARA 2024