Semarang, ANTARA JATENG - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk, mengakui beberapa mahasiswa asal Perancis pernah belajar mengenai jamu dan obat-obatan herbal di pabriknya di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Salah satunya, Clement Huguetta (23) mahasiswa Faculte de medecine et de pharmacie, Universite de Poitiers yang dikenalkan pada rombongan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) saat berkunjung di Pabrik Sido Muncul, Kamis.

Kunjungan rombongan dari Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, serta Fakultas Pertanian UMJ itu dalam rangka penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Clement mengaku tertarik dengan pengobatan tradisional yang sedemikian terkenal di Indonesia, khususnya jamu, apalagi latar belakang pendidikan yang ditekuninya berkutat tentang farmasi sehingga memilih PT Sido Muncul.

Ia mengakui selama ini belum banyak mengetahui tentang jamu sehingga berkeinginan melakukan riset untuk mengenal lebih jauh mengenai metode pengobatan tradisional yang sudah berlangsung turun temurun sejak nenek moyang itu.

Alasan memilih belajar di Sido Muncul, dikatakannya, karena pabrikan jamu itu sangat berpengalaman dan mampu menjaga dan menjamin riset yang dilakukannya sehingga membuatnya merasa nyaman belajar tentang seluk beluk jamu.

"Saya sudah enam bulan tinggal di sini. Setelah ini, belum tahu ke mana, mungkin akan berkeliling untuk mencari pengalaman di negara-negara lainnya," katanya, dalam bahasa Inggris fasih berbalut aksen Perancis.

Sementara itu, Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat menyebutkan selama ini sudah ada empat mahasiswa yang semuanya berasal dari Perancis yang belajar jamu di Pabrik Sido Muncul, salah satunya adalah Clement.

Keberadaan mahasiswa Perancis itu, kata dia, untuk melakukan belajar mengenai seluk-beluk dan proses pembuatan jamu, seperti metode purifikasi, dan sebagainya karena mereka tertarik dengan jamu sebagai obat-obatan herbal.

Irwan mempersilakan mereka untuk melakukan riset di pabriknya, sebab pengetahuan haruslah dibagi agar terus berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat luas, termasuk mengenai jamu dan obat-obatan tradisional.

"Ya, `sharing` kan pasti bermanfaat, biarlah. Daripada disimpen `sui` (lama, red.) tapi tidak dimanfaatkan. Di Perancis akan dikembangin untuk membantu pengobatan kanker, dibuat obatnya, malah bermanfaat," katanya. 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024