Semarang, ANTARA JATENG - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Tengah menargetkan pembangunan 8.000 rumah sederhana pada tahun ini.
"Target ini meningkat dibandingkan realisasi pembangunan rumah sederhana tahun lalu yaitu 5.000 unit rumah," kata Ketua DPD Apersi Jawa Tengah Bayu Rama Djati di Semarang, Kamis.
Dia mengatakan akan terus menggenjot pembangunan rumah sederhana mengingat angka "backlog" yang masih cukup tinggi. Berdasarkan data Apersi, angka "backlog" rumah sederhana di Jawa Tengah hingga saat ini masih mencapai satu juta unit.
"Kalau setiap tahun, angka `backlog` rumah sederhana di Jawa Tengah sekitar 10.000-15.000 unit. Saat ini secara total mungkin sudah mendekati 1 juta unit," katanya.
Meski demikian, pihaknya mengakui tidak mudah merealisasikan pembangunan 8.500 rumah sederhana mengingat terkendala oleh lahan.
"Yang jelas tidak mungkin rumah sederhana dibangun di kota-kota besar. Jangankan di Solo dan Semarang, untuk pembangunan di Magelang dan Kudus saya rasa sudah tidak mungkin karena lahan di kedua daerah tersebut cukup tinggi," katanya.
Bayu berharap jika target tahun ini tidak tercapai paling tidak realisasi pembangunan rumah sederhana tidak lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Terkait dengan hal itu, pihaknya berharap agar pemerintah memberikan kemudahan terkait ketersediaan lahan untuk rumah sederhana tersebut.
"Pada dasarnya Apersi siap membantu pemerintah merealisasikan program satu juta rumah karena memang lebih dari setengah pengembang yang tergabung dalam Apersi Jateng adalah pengembang rumah sederhana," katanya.
Hingga saat ini, dari total anggota Apersi Jateng yang mencapai 75 pengembang, 75 persennya adalah pengembang rumah sederhana.
Bayu mengatakan para pengembang tersebut saat ini tengah fokus membangun di Jateng bagian selatan dan utara.
"Target ini meningkat dibandingkan realisasi pembangunan rumah sederhana tahun lalu yaitu 5.000 unit rumah," kata Ketua DPD Apersi Jawa Tengah Bayu Rama Djati di Semarang, Kamis.
Dia mengatakan akan terus menggenjot pembangunan rumah sederhana mengingat angka "backlog" yang masih cukup tinggi. Berdasarkan data Apersi, angka "backlog" rumah sederhana di Jawa Tengah hingga saat ini masih mencapai satu juta unit.
"Kalau setiap tahun, angka `backlog` rumah sederhana di Jawa Tengah sekitar 10.000-15.000 unit. Saat ini secara total mungkin sudah mendekati 1 juta unit," katanya.
Meski demikian, pihaknya mengakui tidak mudah merealisasikan pembangunan 8.500 rumah sederhana mengingat terkendala oleh lahan.
"Yang jelas tidak mungkin rumah sederhana dibangun di kota-kota besar. Jangankan di Solo dan Semarang, untuk pembangunan di Magelang dan Kudus saya rasa sudah tidak mungkin karena lahan di kedua daerah tersebut cukup tinggi," katanya.
Bayu berharap jika target tahun ini tidak tercapai paling tidak realisasi pembangunan rumah sederhana tidak lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Terkait dengan hal itu, pihaknya berharap agar pemerintah memberikan kemudahan terkait ketersediaan lahan untuk rumah sederhana tersebut.
"Pada dasarnya Apersi siap membantu pemerintah merealisasikan program satu juta rumah karena memang lebih dari setengah pengembang yang tergabung dalam Apersi Jateng adalah pengembang rumah sederhana," katanya.
Hingga saat ini, dari total anggota Apersi Jateng yang mencapai 75 pengembang, 75 persennya adalah pengembang rumah sederhana.
Bayu mengatakan para pengembang tersebut saat ini tengah fokus membangun di Jateng bagian selatan dan utara.