Tulungagung, ANTARA JATENG - Produktivitas para petani rendah di tengah harga dan tingkat permintaan kopi Gunung Wilis jenis arabika tinggi menjadi perhatian anggota Komisi XI DPR RI Eva Kusuma Sundari.

Eva melalui surat elektroniknya kepada ANTARA JATENG, Sabtu malam, mengatakan bahwa peluang kopi amat menjanjikan, bahkan ada prediksi internasional yang menyatakan akan ada kelangkaan kopi dunia pada tahun 2025.

Di sela masa reses, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI asal Daerah Pemilihan Jawa Timur VI itu sempat memenuhi undangan untuk ngopi bersama di Omah Kopi Dusun Surenpaten, Desa Balerejo Tulungagung, Jumat (3/3/17) malam.

Hadir pada acara tersebut, suami-istri Sutrimo yang menginisiasi untuk membudidayakan kopi Gunung Wilis, kemudian beberapa petani tetangga mereka mengikuti langkahnya.

Produk kopi Gunung Wilis jenis arabika itu diolah oleh seorang pengusaha bernama Kurnia Ika Kusuma dengan mendirikan Pabrik Kopi Lintang sekaligus mendirikan Omah Kopi untuk pemasarannya.

"Upaya mengendalikan hulu hingga hilir oleh komunitas ini menghadapi kendala meski sudah didampangi konsultan dari BI Kediri, Mas'ud Asjari," kata Eva K. Sundari.

"Sayang banget 'kan? Selain ingin mendapat pendampingan, komunitas ini juga ingin mengajak petani-petani di lima kabupaten lainnya di lereng Gunung Wilis (Kediri, Nganjuk, Blitar, Madiun, dan Trengalek) untuk bergabung dalam bisnis kopi ini," kata Eva.

Padahal, menurut Eva, banyak faktor unggulan untuk branding. Misalnya, tata cara khas minum kopi atau lebih populer dengan istilah "kopi gigit", yaitu peninum kopi menggigit gula kelapa sebelum menyeruput kopi.

Keistimewaan lain kopi itu, yakni lendet-nya (endapan) kopi yang halus bisa untuk bahan seni lukis cethe di atas media sebatang rokok. Kuasnya bisa silet, benang, atau batang korek korek api yang dilancipkan setelah dibakar. Selain batang rokok, seni lukis cethe ini juga bisa dipakai untuk melukis botol maupun di atas kain kanvas biasa.

Menutup diskusi dengan komunitas kopi tersebut, Eva Sundari menyarankan pembentukan organisasi untuk memperjuangkan aspirasi mereka berbentuk koperasi. "Selain koperasi adalah amanat konstitusi, koperasi juga terbukti  bisa ekspansi ke luar negeri, seperti Anlene, Carefur, atau Bank ABN AMRO, dan lain-lain," kata Eva.

Pewarta : Kliwon
Editor :
Copyright © ANTARA 2024