Kudus, ANTARA JATENG - Tingkat inflasi bulan Februari 2017 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tercatat sebesar 0,93 persen atau paling tinggi dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Jateng.

"Tingkat inflasi di Kudus pada bulan Februari 2017 juga lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi nasional yang tercatat 0,23 persen, sedangkan di Jateng tingkat inflasinya sebesar 0,51 persen," kata Kepala Badan Pusat Statisitik (BPS) Kudus Sapto Harjuli Wahyu di Kudus, Kamis.

Ia mengatakan, terjadinya inflasi di Kudus disebabkan karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks beberapa kelompok pengeluaran.

Di antaranya, kelompok bahan makanan sebesar 1,57 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,55 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 1,32 persen, kelompok sandang 0,72 persen, dan kelompok kesehatan 0,67 persen.

Sementara kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,52 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,04 persen.

Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi, yakni cabai rawit, bawang merah, tarif listrik, kangkung, kacang panjang, mi, dan tarif ponsel.

Komoditas yang memberikan sumbangan terjadinya deflasi, yakni beras, telur ayam ras, pisang, daging ayam ras dan melon.

Perkembangan harga berbagai komoditas selama Februari 2017, kata dia, secara umum mengalami kenaikan.

Di antaranya, kenaikan harga cabai rawit, tarif listrik, bawang merah, kangkung, kacang panjang, mi dan tarif ponsel.

Dari enam kota Survei Biaya Hidup (SBH) di Jateng, seluruhnya mengalami inflasi.

Inflasi tertinggi, yakni di Kabupaten Kudus, disusul Kota Cilacap sebesar 0,69 persen, Kota Purwokerto 0,56 persen, kemudian Kota Surakarta 0,48 persen, serta Kota Semarang 0,44 persen dan Kota Tegal mengalami inflasi terendah sebesar 0,32 persen.

Laju inflasi tahun kalender sebesar 2,30 persen, sedangkan laju inflasi "year on year" (Februari 2017 terhadap Februari 2016) sebesar 4,45 persen.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024