Luanda, ANTARA JATENG - Angola memerintahkan penutupan sekolah yang
terkait dengan gerakan Gulen, yang dituding oleh Turki melancarkan upaya
kudeta pada Juli, ungkap sumber resmi pada Rabu (15/2).
Luanda juga mengusir semua staf Turki yang bekerja di Colegio Esperanca Internacional (Coespi) dan keluarga mereka - 66 orang secara total - mengatakan bahwa penutupan itu karena "alasan keamanan nasional".
Gerakan Hizmet yang menjalankan sekolah itu memiliki hubungan dengan ulama Fethullah Gulen dan mengoperasikan banyak sekolah di seluruh dunia, termasuk di Afrika.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta sejumlah pemimpin Afrika di benua itu untuk membantunya memerangi pengaruh Gulen.
Sekolah tersebut terkenal di kalangan kelas menengah Afrika dan beberapa di antaranya sering dinilai menunjukkan performa terbaik.
Pejabat Turki menuding Gulen menggunakan jaringan pendidikannya yang luas untuk membangun pengaruh dan menjalankan "negara paralel" di dalam Turki untuk menggulingkan Erdogan dalam kudeta gagal pada 15 Juli.
Gulen, yang sebelumnya merupakan sekutu Erdogan, membantah keras tuduhan itu. Dia telah mengasingkan diri di Pennsylvania sejak 1999.
Gerakan Hizmet menggambarkan diri sebagai gerakan yang mendorong nilai-nilai Islam melalui upaya di bidang pendidikan dari Turki untuk beberapa negara di Afrika dan Asia Tengah serta Amerika Serikat, demikian dikutip dari AFP.
Luanda juga mengusir semua staf Turki yang bekerja di Colegio Esperanca Internacional (Coespi) dan keluarga mereka - 66 orang secara total - mengatakan bahwa penutupan itu karena "alasan keamanan nasional".
Gerakan Hizmet yang menjalankan sekolah itu memiliki hubungan dengan ulama Fethullah Gulen dan mengoperasikan banyak sekolah di seluruh dunia, termasuk di Afrika.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta sejumlah pemimpin Afrika di benua itu untuk membantunya memerangi pengaruh Gulen.
Sekolah tersebut terkenal di kalangan kelas menengah Afrika dan beberapa di antaranya sering dinilai menunjukkan performa terbaik.
Pejabat Turki menuding Gulen menggunakan jaringan pendidikannya yang luas untuk membangun pengaruh dan menjalankan "negara paralel" di dalam Turki untuk menggulingkan Erdogan dalam kudeta gagal pada 15 Juli.
Gulen, yang sebelumnya merupakan sekutu Erdogan, membantah keras tuduhan itu. Dia telah mengasingkan diri di Pennsylvania sejak 1999.
Gerakan Hizmet menggambarkan diri sebagai gerakan yang mendorong nilai-nilai Islam melalui upaya di bidang pendidikan dari Turki untuk beberapa negara di Afrika dan Asia Tengah serta Amerika Serikat, demikian dikutip dari AFP.