Magelang, Antara Jateng - Perseroan Terbatas Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko membantu rehabilitasi rumah tidak layak huni milik keluarga jompo pasangan Kromo Panut (83) dengan Urip (80) di Desa Tuksongo, Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Direktur Utama PT TWC, Edy Setijono di Magelang, Selasa, mengatakan bantuan sosial berupa bedah rumah ini merupakan salah satu bentuk kepedulian PT TWC kepada keluarga Kromo Panut.

Pasangan suami istri tersebut tinggal disebuah rumah berukuran sekitar 5x7 meter dengan dinding bata yang belum diplester dengan lantai berupa tanah. Mbah Urip yang sakit-sakitan kadang tiduran di lantai tanah dengan kondisi kamar yang tidak terawat.

Atas bantuan Pemkab magelang, Mbah Urip bersama suaminya Kromo Panut kini menjalani perawatan di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang.

Edy menuturkan merasa bahwa apa yang dilakukan PT TWC selama ini ternyata ada yang kurang, masih ada yang terlewatkan. Seperti diketahui hampir enam bulan PT TWC membangun desa melalui program desa wisata, yakni program balai ekonomi desa (balkondes).

"Mungkin energi kami terlalu fokus ke situ sehingga hal ini agak terlewatkan, sehingga begitu kemarin mendapat informasi tentang kondisi keluarga Mbah Panut, kami segera mengambil tindakan," katanya. Ia merasa bersyukur pemda sudah membantu dengan merespon, mengurus Mbah Urip dan Mbah Panut ke rumah sakit.

"Maka kami mengambil yang belum dilakukan, sehingga kami berkomitmen untuk melakukan program bedah rumah. Hal ini semata-mata berbagi agar nanti pada saat mbah Urip dan mbah Panut kembali paling tidak rumah ini sudah lebih sehat untuk dihuni," katanya.

Ia menuturkan semoga hal ini menjadi pelajaran bagi semua pihak. Hal ini harus menjadi perhatian semua kalangan masyarakat.

"Sekali lagi ini bukan hanya tanggung jawab kami saja, tetapi menjadi tanggung jawab masyarakat, karena kami ingin membangun kembali gotong-royong, artinya kalau ada yang susah, semuanya harus merasakan kesusahan itu. Karena ini sifatnya darurat maka kami segera melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan. Semoga yang kami lakukan ini bisa diterima oleh keluartga," katanya.

Ia menuturkan setelah Senin (13/2) malam mendapat informasi keluarga mbah Panut, kemudian pihaknya kirim tim untuk melihat ke lokasi, dan setelah dicek posisi rumahnya dan sudah digambar ulang, mudah-mudahan program renovasi ini bisa selesai dalam satu minggu dan estimasi biaya kurang lebih Rp45 juta.

"Renovasi untuk membuat rumah layak huni, yang kurang terutama untuk MCK akan kami buatkan karena sanitasinya tidak ada," katanya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor :
Copyright © ANTARA 2024