Temanggung, ANTARA JATENG - Kasus demam berdarah dengue (DBD) masih mengancam warga Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah memasuki minggu kedua Februari 2017 telah ditemukan 69 kasus DBD.

Kasi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit, Bidang Pengamatan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, Sukamsih, di Temanggung, Jumat menyebutkan dari sejumlah kasus tersebut, pada Januari 2017 terdapat 49 kasus dan Februari 20 kasus.

Ia menuturkan memasuki 2017 ada satu kasus meninggal akibat DBD atas nama Siti Nikmah (51) warga Tegaltemu, Kelurahan Manding, Temanggung meninggal karena terlambat mendapat penanganan medis.

Pada 2016, di Kabupaten Temanggung terdapat 821 kasus DBD, lima kasus di antaranya meninggal dunia.

"Tiap ada temuan DBD, kami langsung lakukan 'fogging' (pengasapan) dan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat," ucapnya.

Ia menuturkan pengasapan bukan merupakan solusi utama penanganan penyebaran nyamuk pembawa penyakit DBD. Apalagi, dari kegiatan fogging juga bisa berdampak negatif, yakni nyamuk menjadi kebal dan resisten terhadap pengasapan.

"Paling utama adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan kegiatan 3M, yaitu mengubur, menutup dan menguras, dilanjutkan pemeriksaan jentik nyamuk. Hal ini lebih efektif," ujarnya.

Ia mengimbau masyarakat agar semakin meningkatkan gaya hidup sehat dan kebersihan lingkungan, karena nyamuk penyebar DBD akan mudah bersarang di tempat-tempat kumuh yang lembab.

Ia mengatakan di awal tahun 2015 penyakit DBD hanya tersebar di tujuh kecamatan, yakni Pringsurat, Kranggan, Kledung, Kedu, Parakan, Kandangan, dan Temanggung.

"Saat ini kasus penyakit DBD sudah menyebar di kecamatan nonendemik, karena daerah endemik DB di Kabupaten Temanggung hanya enam kecamatan, yakni Ngadirejo, Parakan, Kedu, Temanggung, Kranggan, dan Pringsurat," imbuhnya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024