Semarang, Antara Jateng - Perusahaan perangkat lunak antivirus PT Prosperita Eset Indonesia optimistis dengan potensi pasar di Indonesia, khususnya Jawa Tengah.
"Kami optimistis karena saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan rata-rata trafik internet paling tinggi di dunia," kata Direktur Marketing PT Prosperita Eset Indonesia Chrissie Maryanto pada peluncuran produk Eset V10 Home Edition di Semarang, Rabu.
Dari data Eset, sekitar 38 persen dari seluruh trafik internet di dunia berasal dari Indonesia. Artinya, pasar untuk antivirus pun mengikuti perkembangan trafik internet tersebut.
"Mengenai ancaman virus pada komputer yang berpotensi mengganggu kerahasiaan data perusahaan, baru-baru ini ditemukan panduan dasar pembuatan ransomware yang disebar bebas dan bisa dimiliki oleh siapapun. Ini artinya ke depan baik individu maupun perusahaan di Indonesia akan mendapat banyak ancaman dari serangan ransomware lokal," katanya.
Ransomware adalah jenis virus yang berbahaya bagi komputer dan dapat merusak data yang tersimpan.
Menyikapi hal itu, Eset berupaya untuk mengembangkan produk Eset Home Edition 10 yang memiliki fitur anti-ransomware.
"Fitur ini menjadi penting mengingat serangan malware dengan motif ekonomi atau meminta uang tebusan telah marak terjadi sejak tengah tahun lalu dan sifatnya yang mengekrip file benar-benar telah merusak data," katanya.
Untuk produk anti-ransomware tersebut PT Prosperita Eset Indonesia tidak hanya menyasar ke perusahaan besar tetapi juga ritel atau "home edition".
Berdasarkan data, saat ini kontribusi bisnis atau skala perusahaan yang menjadi konsumen Eset mencapai 60 persen, sedangkan sisanya ritel.
"Ke depan kami ingin agar kontribusinya masing-masing 50 persen. Oleh karena itu, saat ini kami banyak menggenjot pemasaran untuk segmen ritel," katanya.
"Kami optimistis karena saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan rata-rata trafik internet paling tinggi di dunia," kata Direktur Marketing PT Prosperita Eset Indonesia Chrissie Maryanto pada peluncuran produk Eset V10 Home Edition di Semarang, Rabu.
Dari data Eset, sekitar 38 persen dari seluruh trafik internet di dunia berasal dari Indonesia. Artinya, pasar untuk antivirus pun mengikuti perkembangan trafik internet tersebut.
"Mengenai ancaman virus pada komputer yang berpotensi mengganggu kerahasiaan data perusahaan, baru-baru ini ditemukan panduan dasar pembuatan ransomware yang disebar bebas dan bisa dimiliki oleh siapapun. Ini artinya ke depan baik individu maupun perusahaan di Indonesia akan mendapat banyak ancaman dari serangan ransomware lokal," katanya.
Ransomware adalah jenis virus yang berbahaya bagi komputer dan dapat merusak data yang tersimpan.
Menyikapi hal itu, Eset berupaya untuk mengembangkan produk Eset Home Edition 10 yang memiliki fitur anti-ransomware.
"Fitur ini menjadi penting mengingat serangan malware dengan motif ekonomi atau meminta uang tebusan telah marak terjadi sejak tengah tahun lalu dan sifatnya yang mengekrip file benar-benar telah merusak data," katanya.
Untuk produk anti-ransomware tersebut PT Prosperita Eset Indonesia tidak hanya menyasar ke perusahaan besar tetapi juga ritel atau "home edition".
Berdasarkan data, saat ini kontribusi bisnis atau skala perusahaan yang menjadi konsumen Eset mencapai 60 persen, sedangkan sisanya ritel.
"Ke depan kami ingin agar kontribusinya masing-masing 50 persen. Oleh karena itu, saat ini kami banyak menggenjot pemasaran untuk segmen ritel," katanya.