Temanggung, Antara Jateng - Angka kematian bayi di Temanggung, Jawa Tengah, pada 2016 turun drastis dibanding 2015, kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, Suparjo.

Suparjo di Temanggung, Kamis, menyebutkan pada 2015 angka kematian bayi mencapai 184 anak, sedangkan tahun 2016 terdapat 121 bayi atau turun 34 persen.

"Penurunan angka kematian bayi di Temanggung kemungkinan karena setiap puskesmas kini membuka pelayanan 24 jam," katanya usai peresmian gedung layanan persalinan normal Puskesmas Dharma Rini Temanggung.

Namun, katanya penurunan angka kematian bayi tersebut tidak diikuti oleh angka kematian ibu melahirkan yang mengalami kenaikan, yakni pada 2015 terdapat tiga orang, tahun ini menjadi 10 orang.

"Kenaikan kematian ibu melahirkan ini juga terjadi di daerah lain, faktor penyebab pastinya kami belum mengetahuinya," katanya.

Ia menuturkan di Kabupaten Temanggung, 90 persen persalinan adalah normal sedangkan 10 persen sisanya berisiko tinggi yang membutuhkan penanganan di rumah sakit, maka pihaknya terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama untuk persalinan normal di puskesmas.

Ia mengatakan dari 24 puskesmas yang ada di Temanggung, hanya empat puskesmas yang belum dapat memberikan pelayanan persalinan, sehingga harus dirujuk ke rumah sakit. Empat puskesmas tersebut, yakni Tretep, Traji, Wonoboyo, dan Temanggung.

"Ibu dan bayi harus mendapat pelayanan yang terbaik, terutama sampai umur 27 hari persalinan, yang merupakan masa rentan," katanya.

Bupati Temanggung, Bambang Sukarno mengatakan puskesmas yang belum dapat melayani persalinan, ditarget pada tahun depan sudah dapat melayani persalinan.

"Kasihan jika harus ke rumah sakit. Kecamatan Tretep dan Wonoboyo misalnya jauh dari rumah sakit," katanya.

Ia mengatakan pembangunan gedung layanan persalinan normal Puskesmas Dharma Rini Temanggung ini diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024