Purbalingga, Antara Jateng - Bupati Purbalingga, Jawa Tengah, Tasdi, mengatakan persoalan gizi buruk yang ada di wilayah tersebut akan menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah kabupaten.

"Persoalan balita dengan gizi buruk di Purbalingga tentunya menjadi evaluasi Pemkab Purbalingga yang sudah berumur 186 tahun," kata Bupati Purbalingga, Tasdi, di Purbalingga, Rabu.

Dia mengatakan, potret pembangunan Purbalingga dapat diukur dari 20 sektor pembangunan termasuk kesehatan.

Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, ada 1.797 balita di wilayah tersebut masih berstatus gizi kurang.

Dari 1.797 balita tersebut, 54 orang diantaranya mengalami gizi buruk
Menurut bupati, adanya 54 orang anak yang mengalami gizi buruk, menjadi persoalan besar bagi Purbalingga.

"Ini bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan saja, namun butuh sinergitas dari berbagai stakeholder," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga Nonot Mulyono mengatakan balita dengan kondisi gizi kurang, adalah kondisi yang sangat bisa dipulihkan, karena hanya kekurangan gizi saja.

Akan tetapi pada kasus gizi buruk, tambah dia, biasanya disertai dengan penyakit penyerta sehingga harus mengatasi penyakit penyerta dulu untuk memperbaiki kekurangan gizinya.

"Persoalan gizi kurang sangat bisa dipulihkan dan ditanggulangi, namun pada kasus gizi buruk pemulihan membutuhkan tahapan lebih lanjut," katanya.

Dia menambahkan, jumlah kasus gizi buruk pada tahun ini berkurang dibanding tahun lalu yang mencapai 70 kasus.

"Pada tahun ini terdapat 54 kasus gizi buruk atau berkurang dibanding tahun sebelumnya. Kita patut bersyukur, jumlah balita yang mengalami gizi buruk di tahun ini berkurang dibanding tahun kemarin mencapai 70 anak," katanya.

Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024