Jakarta Antara Jateng - Pemimpin eksekutif Twitter Jack Dorsey pada Kamis (17/11) meminta maaf karena layanan mikroblog tersebut meloloskan iklan yang mempromosikan satu kelompok supremasi kulit putih.
"Kami membuat kesalahan dan meminta maaf. Sistem otomatis kami meloloskan iklan yang mempromosikan kebencian. Bertentangan dengan kebijakan kami. Kami lihat lagi dan perbaiki," cuit Dorsey.
Iklan berjudul "'Artikel Baru: Amerika Serikat Didirikan sebagai Republik Kulit Putih' di website NEW ORDER" menunjukkan delapan anak kulit putih di sebuah lapangan. Cuitan tersebut berasal dari akun @NEW_ORDER_1488.
Twitter sudah menangguhkan beberapa akun yang berhubungan dengan gerakan tersebut menurut laporan USA Today pada Rabu.
Perusahaan yang sedang menghadapi kritik karena tidak melakukan cukup tindakan untuk menghalangi perundungan di dunia maya itu pada Selasa menyatakan akan memperbarui beberapa fitur untuk membatasi perilaku kasar.
Kebijakan iklan Twitter mencegah pengiklan memromosikan tema sensitif tertentu termasuk ujaran kebencian atau diskriminasi ras, etnis, warna kulit, agama dan orientasi seksual menurut warta kantor berita Reuters.
"Kami membuat kesalahan dan meminta maaf. Sistem otomatis kami meloloskan iklan yang mempromosikan kebencian. Bertentangan dengan kebijakan kami. Kami lihat lagi dan perbaiki," cuit Dorsey.
Iklan berjudul "'Artikel Baru: Amerika Serikat Didirikan sebagai Republik Kulit Putih' di website NEW ORDER" menunjukkan delapan anak kulit putih di sebuah lapangan. Cuitan tersebut berasal dari akun @NEW_ORDER_1488.
Twitter sudah menangguhkan beberapa akun yang berhubungan dengan gerakan tersebut menurut laporan USA Today pada Rabu.
Perusahaan yang sedang menghadapi kritik karena tidak melakukan cukup tindakan untuk menghalangi perundungan di dunia maya itu pada Selasa menyatakan akan memperbarui beberapa fitur untuk membatasi perilaku kasar.
Kebijakan iklan Twitter mencegah pengiklan memromosikan tema sensitif tertentu termasuk ujaran kebencian atau diskriminasi ras, etnis, warna kulit, agama dan orientasi seksual menurut warta kantor berita Reuters.