Solo, Antara Jateng - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono mengatakan pengembangan Rumah Sakit Slamet Riyadi Surakarta milik TNI dalam memberikan pelayanan dan dukungan peralatan merupakan tuntutan dan tantangan kebutuhan kesehatan di wilayah.

"Saya sebagai KSAD bersyukur dengan diresmikan RS Slamet Riyadi Detasemen Kesehatan Wilayah (Denkesyah) Surakarta dari tingkat IV menjadi III," kata Kasad Mulyono di sela peresmian RS Slamet Riyadi Tingkat III Surakarta, di Solo, Rabu.

KSAD mengatakan dengan peningkatan status RS tersebut dapat menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk seluruh prajurit TNI dan masyarakat di Kota Solo dan sekitarnya.

Kami berharap mudah-mudahan RS ini, dapat membantu program kesehatan masyarakat dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh prajurit, pegawai negeri sipil, dan keluarganya, terutama di daerah rawatan Kodam IV Diponegoro serta masyarakat Surakarta," kata Kasad.

Bahkan, KSAD meminta maaf karena peresmian RS tersebut seharunya dilakukan pada tanggal 4 November 2016 bertepatan gugurnya Pahlawan Nasional Slamet Riyadi, tetapi akhir diundur karena adanya tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan situasi perkembangan keamanan yang tidak bisa ditinggalkan di Ibukota.

"Kami baru dapat meresmikan renovasi dan pengembangan RS ini, dengan anggaran sekitar Rp108 miliar itu, pada Rabu ini," katanya.

KSAD mengatakan perubahan RS tersebut didasari beberapa aspek penting sebagai pertimbangan yakni ketersediaan kekuatan, kemampuan, dan dukungan kesehatan di wilayah Kodam IV/Diponegoro yang dihadapkan dengan aspek biografi, demografi, dan kondisi sosial serta pelayanan kesehatan VIP hingga VVIP di wilayah ini.

"Kita ketahui bersama Kota Surakarta dilalui oleh aliran Sungan Bengawan Solo, dimana pada musim hujan beberapa daerah di Surakarta seperti Kelurahan Jebres, Puncang sawit, Kampung Sewu, Gandekan, Sudiroprajan, dan Jagalan berpotensi terkena genangan banjir akibat luapan sungai.

Selain itu, KSAD mengatakan Kota Surakarta secara geografis juga terletak di dekat Gunung Merapi sehingga berpotensi bencana alam letusan gunung yang dapat dirasakan dampaknya masyarakat Surakarta.

Ancaman bencana lain, kata KSAD, termasuk penyakit akibat dampak bencana alam antara lain deman berdarah, tipes, kolera, diare, gangguan penafasan akut (Ispa), sehingga dikembangkan rumah sakit ini, untuk meningkatkan pelayanan.

Oleh karena itu, KSAD mengatakan sebagai kesatuan kewilayahan yang dituntut untuk tetap siap sedia membantu pemerintah daerah dalam menanggulangi bencana alam dibutuhkan kesiapsiagaan tenaga medis dalam membantu penanggulangan korban bencana alam secara optimal.


Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024