Jakarta, Antara Jateng - Indonesia mulai serius membangun industri pertahanan siber dalam negeri sehubungan dengan rencana PT Pindad memproduksi alat tersebut, kata pakar keamanan siber Pratama Persadha.
Di sela pameran teknologi keamanan dan pertahanan Indo Defence 2016 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis, Pratama menyambut baik rencana PT Pindad yang selama ini populer sebagai produsen senjata, mulai masuk ke alat pertahanan siber.
"Tentu ini baik, apalagi nama Pindad cukup dikenal luas di dalam dan luar negeri. Bila memang nanti terwujud, ini akan melengkapi alat keamanan siber karya anak bangsa yang sudah ada lebih dahulu," katanya.
Pratama mengemukakan hal itu ketika merespons keseriusan PT Pindad memproduksi peralatan pertahanan siber. Bahkan, sudah dibuat sebuah anak perusahaan untuk melakukan riset sampai tahap produksi alat tersebut. Pindad melihat potensi persenjataan yang dilengkapi teknologi digital akan sangat dibutuhkan beberapa tahun mendatang.
"Memang kini tren pertahanan siber sudah sangat disadari oleh sebagian besar negara, tidak terkecuali Indonesia," kata Pratama yang pernah sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Pengamanan Sinyal Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg).
Di Tanah Air sendiri, kata Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi atau Communication and Information System Security Research Centre (CISSReC) itu, meski Badan Cyber Nasional (BCN) belum terealisasi, semangat membangun alat pertahanan siber oleh industri sudah tampak.
"Bila memang nanti progresnya bagus, saya rasa pemerintah harus serius mendorong perkembangan industri pertahanan siber dalam negeri. Ini penting, selain untuk membuka lapangan kerja, kemandirian ini akan melepaskan kita dari ketergantungan pada teknologi asing," katanya.
Ia berharap pemerintah bisa melihat hal itu sebagai salah satu peluang, mulai dari pembentukan sumber daya manusia (SDM) sampai pendampingan pada industri terkait. Apalagi, pada tahun 2015 ada sebanyak 48,8 juta laporan serangan siber di Tanah Air.
Dalam ajang Indo Defence 2016 kali ini, selain PT Pindad, industri lokal yang mengembangkan alat keamanan siber adalah PT Indoguardika Cipta Kreasi (ICK).
"ICK sendiri sudah cukup lama dikenal sebagai produsen alat antisadap, bahkan sudah mempunyai cabang di Singapura, Thailand, dan Vietnam," kata Pratama.
Di sela pameran teknologi keamanan dan pertahanan Indo Defence 2016 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis, Pratama menyambut baik rencana PT Pindad yang selama ini populer sebagai produsen senjata, mulai masuk ke alat pertahanan siber.
"Tentu ini baik, apalagi nama Pindad cukup dikenal luas di dalam dan luar negeri. Bila memang nanti terwujud, ini akan melengkapi alat keamanan siber karya anak bangsa yang sudah ada lebih dahulu," katanya.
Pratama mengemukakan hal itu ketika merespons keseriusan PT Pindad memproduksi peralatan pertahanan siber. Bahkan, sudah dibuat sebuah anak perusahaan untuk melakukan riset sampai tahap produksi alat tersebut. Pindad melihat potensi persenjataan yang dilengkapi teknologi digital akan sangat dibutuhkan beberapa tahun mendatang.
"Memang kini tren pertahanan siber sudah sangat disadari oleh sebagian besar negara, tidak terkecuali Indonesia," kata Pratama yang pernah sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Pengamanan Sinyal Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg).
Di Tanah Air sendiri, kata Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi atau Communication and Information System Security Research Centre (CISSReC) itu, meski Badan Cyber Nasional (BCN) belum terealisasi, semangat membangun alat pertahanan siber oleh industri sudah tampak.
"Bila memang nanti progresnya bagus, saya rasa pemerintah harus serius mendorong perkembangan industri pertahanan siber dalam negeri. Ini penting, selain untuk membuka lapangan kerja, kemandirian ini akan melepaskan kita dari ketergantungan pada teknologi asing," katanya.
Ia berharap pemerintah bisa melihat hal itu sebagai salah satu peluang, mulai dari pembentukan sumber daya manusia (SDM) sampai pendampingan pada industri terkait. Apalagi, pada tahun 2015 ada sebanyak 48,8 juta laporan serangan siber di Tanah Air.
Dalam ajang Indo Defence 2016 kali ini, selain PT Pindad, industri lokal yang mengembangkan alat keamanan siber adalah PT Indoguardika Cipta Kreasi (ICK).
"ICK sendiri sudah cukup lama dikenal sebagai produsen alat antisadap, bahkan sudah mempunyai cabang di Singapura, Thailand, dan Vietnam," kata Pratama.