Temanggung, Antara Jateng - Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, berharap pemerintah membantu petani tembakau bercocok tanam pada 2017, menyusul gagal panen tembakau tahun ini akibat cuaca kurang mendukung.

Sekretaris APTI Temanggung Nur Ahsan di Temanggung, Selasa mengatakan bantuan tersebut bisa diambilkan dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) yang diterima pemerintah daerah.

Ia mencontohkan dari DBHCHT yang diterima Kabupaten Temanggung 2016 sebanyak Rp27 miliar kalau 60 persennya digunakan membantu bercocok tanam paling tidak bisa menjangkau 50 persen petani tembakau di kabupaten itu.

"Bantuan tidak berwujud uang, bisa pupuk atau saprodi lain agar petani bisa menanam tembakau lagi pada tahun depan," katanya.

Ia mengatakan kondisi petani tembakau sekarang sedang memprihatinkan, karena hasil panen jauh dari harapan.

Ia menyebutkan harga tembakau terbaik di daerahnya di Losari, Tlogomulyo tahun lalu mencapai Rp600 ribu hingga Rp700 ribu per kilogram, saat ini harga terbaik hanya Rp100 ribu per kikogram.

"Harga tersebut, tidak semua petani bisa merasakannya. Rata-rata harga tembakau tahun ini berkisar Rp60 ribu per kilogram," katanya.

Melihat kondisi tersebut, katanya, pemerintah harus ikut campur untuk membantunya.

Menurut dia kegagalan panen tembakau tahun ini membuat petani kesulitan modal untuk mengolah lahannya pada tahun depan.

Ia mengatakan karena modal yang digunakan sebagian pinjaml dari perbankan dan saat ini tidak bisa mengembalikan atau kredit macet sehingga kalau petani besok mau tanam lagi dengan pinjam modal dari bank jelas kesulitan.

"Oleh karena itu kami berharap pemerintah bisa ikut ikut campur membantu petani," katanya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024