New York, Antara Jateng - Harga minyak dunia berakhir lebih rendah pada Jumat (Sabtu pagi WIB), di tengah meningkatnya kecemasan tentang apakah kesepakatan pemotongan produksi dapat tercapai di antara anggota OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak).
Para ahli OPEC dan rekan-rekan mereka dari produsen non-anggota termasuk Rusia, memulai pertemuan dua hari pada Jumat tentang pembatasan produksi untuk mengekang kelebihan pasokan global yang telah membebani pasar selama bertahun-tahun.
Para pejabat pada pertemuan tersebut belum menyepakati rincian rencana untuk memangkas produksi minyak dan Iran menentang langkah tersebut, menurut laporan media, Jumat. Harga minyak mentah berada di bawah tekanan setelah berita tersebut.
Menteri Perminyakan Irak Jabar Ali al-Luaibi mengatakan pada Minggu (23/10) bahwa negaranya, produsen terbesar kedua di OPEC, ingin dibebaskan dari pemotongan produksi karena membutuhkan lebih banyak uang untuk memerangi kelompok militan ISIS.
OPEC pada bulan lalu sepakat untuk mengurangi produksi minyak menjadi 32,5 juta barel per hari dari tingkat saat ini 33,24 juta barel per hari guna meningkatkan pasar.
Kelompok kartel ini akan menyetujui tingkat konkret dari produksi masing-masing negara pada pertemuan resmi berikutnya di Wina pada November.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember kehilangan 1,02 dolar AS menjadi menetap di 48,70 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember turun 0,76 dolar AS menjadi ditutup pada 49,71 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, demikian Xinhua melaporkan.
Para ahli OPEC dan rekan-rekan mereka dari produsen non-anggota termasuk Rusia, memulai pertemuan dua hari pada Jumat tentang pembatasan produksi untuk mengekang kelebihan pasokan global yang telah membebani pasar selama bertahun-tahun.
Para pejabat pada pertemuan tersebut belum menyepakati rincian rencana untuk memangkas produksi minyak dan Iran menentang langkah tersebut, menurut laporan media, Jumat. Harga minyak mentah berada di bawah tekanan setelah berita tersebut.
Menteri Perminyakan Irak Jabar Ali al-Luaibi mengatakan pada Minggu (23/10) bahwa negaranya, produsen terbesar kedua di OPEC, ingin dibebaskan dari pemotongan produksi karena membutuhkan lebih banyak uang untuk memerangi kelompok militan ISIS.
OPEC pada bulan lalu sepakat untuk mengurangi produksi minyak menjadi 32,5 juta barel per hari dari tingkat saat ini 33,24 juta barel per hari guna meningkatkan pasar.
Kelompok kartel ini akan menyetujui tingkat konkret dari produksi masing-masing negara pada pertemuan resmi berikutnya di Wina pada November.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember kehilangan 1,02 dolar AS menjadi menetap di 48,70 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember turun 0,76 dolar AS menjadi ditutup pada 49,71 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, demikian Xinhua melaporkan.