Temanggung, Antara Jateng - Penyerapan pupuk ZA pada masa tanam kedua di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, kini paling tinggi dibanding pupuk bersubsidi jenis lainnya.

Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung, Harnani Imtikhandari, Kamis, saat ini pupuk ZA banyak digunakan untuk tanaman tembakau dan sayuran, terutama aneka cabai dan bawang.

Ia di Temanggung mengatakan, petani tembakau dan sayuran lebih memilih ZA karena selain mengandung magnesium ada juga unsur fosfor dan nitrogen.

"Petani tembakau dan sayuran kurang dalam penggunaan urea karena kandungannya cenderung banyak nitrogen tetapi kalau ZA itu kandungannya bervariasi. Ada kandungan nitrogen dan ada unsur penguatan akar itu lebih dipilih untuk tanaman hortikultura dan tembakau," katanya.

Ia menyebutkan alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Temanggung 2016, yakni urea 25.000 ton, ZA 10.430 ton, SP 3.800 ton, NPK 11.605, organik 18.120 ton.

Ia mengatakan dari alokasi tersebut, serapan pupuk hingga Juli 2016 untuk urea 40,5 persen, ZA 81 persen, SP 53 persen, NPK 28 persen, pupuk organik 28 persen.

"Penyerapan pupuk organik tahun ini relatif kecil, kalau tahun lalu banyak didorong dengan banyak kegiatan, artinya pemerintah memasyarakatkan pupuk organik dengan kegiatan-kegiatan, sekarang kegiatannya berkurang jadi serapannya ikut berkurang," katanya.

Selain itu, katanya dimungkinkan petani membuat sendiri dengan memanfaatkan kotoran ternak mereka.

"Kalau dilihat hubungannya, dengan permintaan nitrogennya turun seharusnya permintaan pupuk organiknya naik, tetapi karena tahun ini kegiatan untuk seperti itu berkurang imungkinkan mereka buat sendiri, organik 28 persen.

Ia mengatakan jika nanti ada jenis pupuk yang kekurangan, pihaknya mempunyai kesempatan untuk realokasi.

"Di Jateng ini mungkin ada daerah lain yang ZAnya tidak dipakai, tetapi kita kurang maka bisa ditukarkan," katanya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024