Jakarta, Antara Jateng - Perusahaan penyedia sistem telekomunikasi, ZTE, memperkenalkan teknologi NFV (Network Function Virtualization), virtualisasi jaringan yang disebut mampu membuat jaringan yang dimiliki operator lebih cekatan.
"Teknologi ini sudah dikembangkan sejak 2 sampai 3 tahun yang lalu. Tahun lalu, teknologi ini hanya sebagai konsep, namun tahun ini telah diterapkan oleh 6 operator di seluruh dunia," kata Mo Li, Chief Architect ZTE CTO Group, di Jakarta, Kamis.
"Teknologi ini berada di dalam jaringan, sehingga customer tidak bisa melihat bentuknya secara fisik, melainkan berupa software yang digunakan oleh operator," sambung dia.
Contoh kasus, Mo Li menjelaskan, penggunaan telepon seluler di stadion saat pertandingan sepak bola berlangsung. Pengguna akan kesulitan mendapat jaringan karena banyaknya orang yang menggunakan jaringan yang sama.
Dengan NFV, operator dapat dengan cepat beralih fokus untuk meningkatkan jaringan di stadion, dan setelah pertandingan usai, operator juga dapat segera menurunkan jaringan.
Saat ini, Mo Li mengungkapkan, NFV telah banyak diterapkan di Amerika Serikat karena kebutuhan jaringan yang cukup tinggi dan dinamis.
Teknologi tersebut juga telah digunakan perusahaan telekomunikasi China Mobile di mana dalam tes yang dilakukan mampu menampung hingga 100 juta pelanggan sekaligus.
Manfaat Bagi Operator
Jaringan telekomunikasi pada umumnya menggunakan perangkat keras dalam jumlah banyak, seperti router data jaringan, perangkat core network, dan server berperforma tinggi.
Saat beberapa peralatan tersebut tidak berinteraksi dengan baik, hal ini akan menyebabkan penurunan signifikan dalam efisiensi performa, juga biaya konstruksi yang tinggi bagi para operator telekomunikasi.
"Operator bisa menggunakan teknologi ini untuk efisiensi Opex (biaya operasional), sebelumnya harus membeli perangakat keras, lalu melakukan uji coba yang kemudian memakan biaya dan waktu, bahkan bisa jadi menyebabkan ketinggalan teknologi," ujar Mo Li.
"Teknologi NFV dikirim ke data center langsung diterapkan ke aplikasi, sangat cepat, memangkas waktu dan biaya, sehingga kini tidak perlu berinvestasi banyak di hardware, karena NFV bisa beralih sesuai dengan kebutuhan, jadi sangat efisien," lanjut dia.
Lebih lanjut, Mo Li mengatakan, upgrade konvensional yang dulu dapat memakan waktu bertahun-tahun kini dapat dilakukan dalam hitungan menit. "Proses semuanya dari cloud. Jika operator belum ada data center penerapannya sekitar 4 jam, kalau sudah ada hanya beberapa menit," ujar dia.
Teknologi NFV juga membantu melakukan penerapan secara otomatis, pengukuran skala yang elastis ditambah isolasi kesalahan dan pemulihan yang berbasis real-time requirements.
"Salah satu keunggulan NFV adalah quick recovery dengan adanya back up side yang sangat efisien karena menjalankan software service data centris. Hal ini sangat bermanfaat ketika terjadi bencana alam," kata Mo Li.
"Mengingat Indonesia rawan bencana alam, urgensi untuk diterapkan di Indonesia saya melihat sangat mendesak," tambah dia.
"Teknologi ini sudah dikembangkan sejak 2 sampai 3 tahun yang lalu. Tahun lalu, teknologi ini hanya sebagai konsep, namun tahun ini telah diterapkan oleh 6 operator di seluruh dunia," kata Mo Li, Chief Architect ZTE CTO Group, di Jakarta, Kamis.
"Teknologi ini berada di dalam jaringan, sehingga customer tidak bisa melihat bentuknya secara fisik, melainkan berupa software yang digunakan oleh operator," sambung dia.
Contoh kasus, Mo Li menjelaskan, penggunaan telepon seluler di stadion saat pertandingan sepak bola berlangsung. Pengguna akan kesulitan mendapat jaringan karena banyaknya orang yang menggunakan jaringan yang sama.
Dengan NFV, operator dapat dengan cepat beralih fokus untuk meningkatkan jaringan di stadion, dan setelah pertandingan usai, operator juga dapat segera menurunkan jaringan.
Saat ini, Mo Li mengungkapkan, NFV telah banyak diterapkan di Amerika Serikat karena kebutuhan jaringan yang cukup tinggi dan dinamis.
Teknologi tersebut juga telah digunakan perusahaan telekomunikasi China Mobile di mana dalam tes yang dilakukan mampu menampung hingga 100 juta pelanggan sekaligus.
Manfaat Bagi Operator
Jaringan telekomunikasi pada umumnya menggunakan perangkat keras dalam jumlah banyak, seperti router data jaringan, perangkat core network, dan server berperforma tinggi.
Saat beberapa peralatan tersebut tidak berinteraksi dengan baik, hal ini akan menyebabkan penurunan signifikan dalam efisiensi performa, juga biaya konstruksi yang tinggi bagi para operator telekomunikasi.
"Operator bisa menggunakan teknologi ini untuk efisiensi Opex (biaya operasional), sebelumnya harus membeli perangakat keras, lalu melakukan uji coba yang kemudian memakan biaya dan waktu, bahkan bisa jadi menyebabkan ketinggalan teknologi," ujar Mo Li.
"Teknologi NFV dikirim ke data center langsung diterapkan ke aplikasi, sangat cepat, memangkas waktu dan biaya, sehingga kini tidak perlu berinvestasi banyak di hardware, karena NFV bisa beralih sesuai dengan kebutuhan, jadi sangat efisien," lanjut dia.
Lebih lanjut, Mo Li mengatakan, upgrade konvensional yang dulu dapat memakan waktu bertahun-tahun kini dapat dilakukan dalam hitungan menit. "Proses semuanya dari cloud. Jika operator belum ada data center penerapannya sekitar 4 jam, kalau sudah ada hanya beberapa menit," ujar dia.
Teknologi NFV juga membantu melakukan penerapan secara otomatis, pengukuran skala yang elastis ditambah isolasi kesalahan dan pemulihan yang berbasis real-time requirements.
"Salah satu keunggulan NFV adalah quick recovery dengan adanya back up side yang sangat efisien karena menjalankan software service data centris. Hal ini sangat bermanfaat ketika terjadi bencana alam," kata Mo Li.
"Mengingat Indonesia rawan bencana alam, urgensi untuk diterapkan di Indonesia saya melihat sangat mendesak," tambah dia.