Semarang, Antara Jateng - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta selurub Bank Perkreditan Rakyat-Badan Kredit Kecamatan setempat bisa bersaing dengan rentenir dalam menyalurkan pinjaman kepada berbagai kalangan masyarakat.
"BPR-BKK harus dapat mencari nasabah masyarakat kecil, harus bisa balapan dengan rentenir yang dengan mudahnya mengeluarkan pinjaman langsung dari kantongnya kepada rakyat kecil," kata Ganjar di Semarang, Senin
Menurut Ganjar, masyarakat dengan tingkat pendapatan ekonomi rendah merupakan potensi sebagai nasabah kredit usaha mikro dan kecil.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menjelaskan bahwa kredit dengan bunga rendah itu tidak hanya untuk pemberdayaan ekonomi kerakyatan, tapi juga dapat menjadi solusi pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Ganjar berpendapat paradigma banker harus diubah, termasuk pelaku perbankan BPR-BK di Jateng menjadi bankernya yang merupakan rakyat kecil karena sebagian besar mereka memiliki keterampilan, alat produksi, serta modal yang terbatas.
"Mereka butuh pinjaman kredit dengan bunga rendah untuk membuka ataupun mengembangkan usaha masing-masing," ujar mantan anggota DPR RI itu.
Terkait dengan hal tersebut, BPR-BKK diminta menggandeng pihak lain sebagai pendamping, baik pendamping dari perguruan tinggi, mahasiswa, maupun lembaga swadaya masyarkat yang bertugas mendata secara detil target nasabah.
"Selain itu, fungsi pendamping juga mengedukasi calon nasabah supaya dapat meningkatkan produksi, menjaga kualitas produk, serta pengembangan pemasaran," katanya.
"BPR-BKK harus dapat mencari nasabah masyarakat kecil, harus bisa balapan dengan rentenir yang dengan mudahnya mengeluarkan pinjaman langsung dari kantongnya kepada rakyat kecil," kata Ganjar di Semarang, Senin
Menurut Ganjar, masyarakat dengan tingkat pendapatan ekonomi rendah merupakan potensi sebagai nasabah kredit usaha mikro dan kecil.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menjelaskan bahwa kredit dengan bunga rendah itu tidak hanya untuk pemberdayaan ekonomi kerakyatan, tapi juga dapat menjadi solusi pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Ganjar berpendapat paradigma banker harus diubah, termasuk pelaku perbankan BPR-BK di Jateng menjadi bankernya yang merupakan rakyat kecil karena sebagian besar mereka memiliki keterampilan, alat produksi, serta modal yang terbatas.
"Mereka butuh pinjaman kredit dengan bunga rendah untuk membuka ataupun mengembangkan usaha masing-masing," ujar mantan anggota DPR RI itu.
Terkait dengan hal tersebut, BPR-BKK diminta menggandeng pihak lain sebagai pendamping, baik pendamping dari perguruan tinggi, mahasiswa, maupun lembaga swadaya masyarkat yang bertugas mendata secara detil target nasabah.
"Selain itu, fungsi pendamping juga mengedukasi calon nasabah supaya dapat meningkatkan produksi, menjaga kualitas produk, serta pengembangan pemasaran," katanya.