Semarang, Antara Jateng - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional III Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta mulai menyusun program kerja Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).

"Salah satu program kerja TPAKD Jawa Tengah 2016 yaitu memfasilitasi pembiayaan lembaga jasa keuangan ke sektor UMKM," kata Kepala OJK Kantor Regional III Jateng-DIY Panca Hadi Suryatno di Semarang, Sabtu.

Menurut dia, hal tersebut merupakan salah satu program unggulan yang akan dilakukan oleh TPAKD dengan harapan terjadi sinergi antara industri keuangan, SKPD dengan para binaan UMKM, Kadin Daerah, maupun akademisi untuk memberikan solusi bagi UMKM dalam menyelesaikan kendala permodalan dan "capacity building".

Pihaknya berharap, seluruh anggota TPAKD dapat berperan aktif untuk membantu UMKM di Jawa Tengah sebagai salah satu upaya mengurangi tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan di daerah.

Program kerja yang lain adalah mengimplementasikan gerakan budaya menabung bagi pelajar. Dikatakan, program tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan inklusi keuangan di Jawa Tengah.

"Sebagaimana diketahui bahwa tingkat literasi maupun inklusi keuangan di Jawa Tengah masih berada di bawah nasional yaitu tingkat literasi Jawa Tengah 19,25 persen dengan tingkat inklusi 41 persen, sementara tingkat literasi nasional 21,84 persen dan tingkat inklusi nasional 59,7 persen," katanya.

Melalui program tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu upaya meningkatkan inklusi keuangan di Jawa Tengah.

Selanjutnya, program kerja yang lain adalah meningkatkan jumlah agen laku pandai di daerah. Dikatakan, program tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan industri keuangan di daerah-daerah terpencil dengan membuka layanan-layanan keuangan tanpa kantor dan melibatkan agen-agen yang berasal dari masyarakat sekitar.

"Manfaat yang diperoleh dari program laku pandai ini di antaranya industri keuangan akan semakin berkembang dengan meningkatnya jumlah nasabah dan masyarakat di daerah terpencil menjadi paham dengan produk keuangan dan mampu mengelola keuangan dengan bijak," katanya.

Sedangkan bagi agen itu sendiri, laku pandai dapat menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan penghasilan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan data dari OJK Kanreg III Jateng-DIY, hingga Maret 2016 jumlah agen laku pandai di Jawa Tengah mencapai 15.022 atau tumbuh 60 persen dibandingkan dengan Desember 2015.

Program kerja lain yang juga menjadi prioritas TPAKD yaitu asistensi UMKM masuk bursa
program.

"Program ini dimaksudkan agar di masa mendatang, UMKM yang tumbuh menjadi perusahaan yang berkembang besar, dalam jangka panjang memiliki alternatif untuk meningkatkan permodalan atau pendanaannya melalui pasar modal dengan cara menawarkan sebagian saham perusahaan secara terbuka kepada publik atau 'initial public offering' (IPO)," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024