Kudus, Antara Jateng - Museum Kretek Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sangat diminati wisatawan dari berbagai daerah di Tanah Air, mengingat museum yang menceritakan soal sejarah kretek untuk saat ini hanya ada di Kudus.
Berdasarkan pantauan di Museum Kretek Kudus, Selasa (12/7), sejumlah wisatawan tampak keluar masuk ruangan museum dan beberapa wisatawan yang lainnya asyik mengabadikan rumah adat khas Kudus serta ada pula yang bermain di sejumlah wahana yang ada di kompleks museum.
Hanafi, salah satu wisawatan asal Yogyakarta ditemui di sela-sela mengunjungi Museum Kretek mengakui, tertarik mengunjungi museum karena hanya sekadar mendengar cerita dan ingin mengetahui secara langsung.
Apalagi, kata dia, dirinya juga penggemar rokok, sehingga ingin mengetahui proses pembuatannya, meskipun hanya sekadar lewat museum.
Ia mengaku, senang bisa mengetahui sejarah awal kretek di Kudus, termasuk perusahaan rokok yang bisa berkembang hingga sekarang beserta nama pendirinya.
Kedatangannya ke Kudus bersama temannya, kata dia, sengaja untuk mengunjungi tempat-tempat yang unik.
Selain mengunjungi museum kretek, kata dia, akan mengunjungi Masjid Agung Jateng di Semarang.
Kepala Pengelola Museum Kretek Kudus Suyanto menambahkan, momen libur Lebaran memang sering dimanfaatkan wisatawan dari berbagai daerah di Tanah Air untuk berkunjung ke sejumlah objek wisata, termasuk museum kretek yang ada di Kudus ini.
Untuk itu, kata dia, pada momen liburan tersebut disuguhkan hiburan tambahan, seperti sebelumnya pada H+3 Lebaran dihadirkan kesenian barongsai, hari berikutnya barong cilik serta pada Minggu (17/7) akan ada acara lomba burung berkicau.
Lomba burung berkicau tersebut, diharapkan bisa menarik minat wisatawan dari berbagai daerah di Tanah Air.
"Kami menargetkan pemasukan selama libur Lebaran 2016 bisa melampaui realisasi pemasukan selama libur Lebaran tahun lalu yang mencapai Rp50 jutaan," ujarnya.
Hingga hari ini (12/7), kata dia, pemasukannya tercatat baru mencapai Rp35 juta dan masih ada waktu selama lima hari ke depan.
Jumlah pengunjung sebelum memasuki Lebaran, setiap bulannya berkisar antara 3.000 hingga 4.000 pengunjung.
Kunjungan terbanyak terjadi pada Juni 2012 yang mencapai 4.847 orang.
Koleksi yang ada di dalam museum tersebut, memang tidak terlihat ada sesuatu yang baru karena hampir sebagian besar merupakan koleksi lama.
Di antaranya, patung yang menggambarkan proses produksi rokok kretek, mulai dari pembuatan secara manual sampai menggunakan teknologi modern, serta patung sejumlah tokoh penting yang berperan dalam memajukan bisnis rokok di Indonesia.
Untuk menarik minat wisatawan, objek wisata museum yang berada di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati itu, ditambah fasilitas permainan, seperti kolam renang, "water boom", technopark, mini teather, dan taman bermain anak.
Rencananya ditambah wahana baru, seperti terapi ikan, outbound, dan flying fox.
Berdasarkan pantauan di Museum Kretek Kudus, Selasa (12/7), sejumlah wisatawan tampak keluar masuk ruangan museum dan beberapa wisatawan yang lainnya asyik mengabadikan rumah adat khas Kudus serta ada pula yang bermain di sejumlah wahana yang ada di kompleks museum.
Hanafi, salah satu wisawatan asal Yogyakarta ditemui di sela-sela mengunjungi Museum Kretek mengakui, tertarik mengunjungi museum karena hanya sekadar mendengar cerita dan ingin mengetahui secara langsung.
Apalagi, kata dia, dirinya juga penggemar rokok, sehingga ingin mengetahui proses pembuatannya, meskipun hanya sekadar lewat museum.
Ia mengaku, senang bisa mengetahui sejarah awal kretek di Kudus, termasuk perusahaan rokok yang bisa berkembang hingga sekarang beserta nama pendirinya.
Kedatangannya ke Kudus bersama temannya, kata dia, sengaja untuk mengunjungi tempat-tempat yang unik.
Selain mengunjungi museum kretek, kata dia, akan mengunjungi Masjid Agung Jateng di Semarang.
Kepala Pengelola Museum Kretek Kudus Suyanto menambahkan, momen libur Lebaran memang sering dimanfaatkan wisatawan dari berbagai daerah di Tanah Air untuk berkunjung ke sejumlah objek wisata, termasuk museum kretek yang ada di Kudus ini.
Untuk itu, kata dia, pada momen liburan tersebut disuguhkan hiburan tambahan, seperti sebelumnya pada H+3 Lebaran dihadirkan kesenian barongsai, hari berikutnya barong cilik serta pada Minggu (17/7) akan ada acara lomba burung berkicau.
Lomba burung berkicau tersebut, diharapkan bisa menarik minat wisatawan dari berbagai daerah di Tanah Air.
"Kami menargetkan pemasukan selama libur Lebaran 2016 bisa melampaui realisasi pemasukan selama libur Lebaran tahun lalu yang mencapai Rp50 jutaan," ujarnya.
Hingga hari ini (12/7), kata dia, pemasukannya tercatat baru mencapai Rp35 juta dan masih ada waktu selama lima hari ke depan.
Jumlah pengunjung sebelum memasuki Lebaran, setiap bulannya berkisar antara 3.000 hingga 4.000 pengunjung.
Kunjungan terbanyak terjadi pada Juni 2012 yang mencapai 4.847 orang.
Koleksi yang ada di dalam museum tersebut, memang tidak terlihat ada sesuatu yang baru karena hampir sebagian besar merupakan koleksi lama.
Di antaranya, patung yang menggambarkan proses produksi rokok kretek, mulai dari pembuatan secara manual sampai menggunakan teknologi modern, serta patung sejumlah tokoh penting yang berperan dalam memajukan bisnis rokok di Indonesia.
Untuk menarik minat wisatawan, objek wisata museum yang berada di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati itu, ditambah fasilitas permainan, seperti kolam renang, "water boom", technopark, mini teather, dan taman bermain anak.
Rencananya ditambah wahana baru, seperti terapi ikan, outbound, dan flying fox.