La Paz, Antara Jateng - Pemerintah Bolivia pada Kamis (16/6) menyatakan menolak inisiatif miliarder Amerika Serikat Bill Gates untuk menyumbangkan 100.000 ayam kepada orang-orang yang hidup dalam kemiskinan di seluruh dunia, termasuk warga Bolivia.
"Saya menganggap itu tidak pantas, karena sayangnya beberapa orang, khususnya di kekaisaran (Amerika Serikat), masih menganggap kami pengemis. Kami tidak bergantung pada ayam. Kami sudah maju," kata Menteri Pembangunan Desa Bolivia, Cesar Cocarico.
"Rakyat kami masih punya harga diri dan mereka tahu caranya bekerja," katanya seperti dikutip kantor berita AFP.
Gates, yang masuk dalam daftar orang terkaya dunia majalah Forbes, pekan lalu mengumumkan rencana untuk menyumbangkan ayam ke negara-negara miskin dalam upaya memerangi kemiskinan ekstrem.
Salah satu pendiri Microsoft itu mengatakan ayam lebih baik dari komputer atau Internet untuk mengurangi kemiskinan, karena mereka murah, bertelur dan memasok makanan serta bisa menjadi sumber pendapatan dengan telur dan dagingnya.
Rencana itu merupakan prakarsa Yayasan Bill dan Melinda dan badan amal Heifer International.
Bantuan ayam badan-badan amal tersebut akan dikirimkan ke belasan negara berkembang tapi Bolivia menolak tawaran itu.
Program-program semacam itu "selalu melihat kita semenderita negara-negara Dunia Ketiga, dan sudut pandang itu pantas diprotes," kata Cocarico.
Ekonomi Bolivia tumbuh cepat di bawah pemerintah sayap kiri Evo Morales, yang menjadi presiden pribumi pertama negara itu pada 2006.
Tapi negara terkurung daratan Amerika Selatan itu masih menjadi salah satu negara termiskin di dunia, dengan hampir 40 persen penduduknya hidup dalam kemiskinan.
"Saya menganggap itu tidak pantas, karena sayangnya beberapa orang, khususnya di kekaisaran (Amerika Serikat), masih menganggap kami pengemis. Kami tidak bergantung pada ayam. Kami sudah maju," kata Menteri Pembangunan Desa Bolivia, Cesar Cocarico.
"Rakyat kami masih punya harga diri dan mereka tahu caranya bekerja," katanya seperti dikutip kantor berita AFP.
Gates, yang masuk dalam daftar orang terkaya dunia majalah Forbes, pekan lalu mengumumkan rencana untuk menyumbangkan ayam ke negara-negara miskin dalam upaya memerangi kemiskinan ekstrem.
Salah satu pendiri Microsoft itu mengatakan ayam lebih baik dari komputer atau Internet untuk mengurangi kemiskinan, karena mereka murah, bertelur dan memasok makanan serta bisa menjadi sumber pendapatan dengan telur dan dagingnya.
Rencana itu merupakan prakarsa Yayasan Bill dan Melinda dan badan amal Heifer International.
Bantuan ayam badan-badan amal tersebut akan dikirimkan ke belasan negara berkembang tapi Bolivia menolak tawaran itu.
Program-program semacam itu "selalu melihat kita semenderita negara-negara Dunia Ketiga, dan sudut pandang itu pantas diprotes," kata Cocarico.
Ekonomi Bolivia tumbuh cepat di bawah pemerintah sayap kiri Evo Morales, yang menjadi presiden pribumi pertama negara itu pada 2006.
Tapi negara terkurung daratan Amerika Selatan itu masih menjadi salah satu negara termiskin di dunia, dengan hampir 40 persen penduduknya hidup dalam kemiskinan.