Jakarta, Antara Jateng - Pada debat terbuka Dewan Keamanan PBB, di New York, Amerika Serikat, Indonesia menyerukan salah satu pesan Bandung Message, tentang betapa penting organisasi regional di Asia dan Afrika bagi upaya pemeliharaan perdamaian dunia.
Keterangan pers Kementerian Luar Negeri, di Jakarta, Rabu, menyatakan, debat terbuka Dewan Keamanan PBB yang bertemakan kerja sama perdamaian dan keamanan PBB-Uni Afrika itu berlangsung di New York pada 24 Mei 2016.
Wakil Tetap Indonesia untuk PBB di New York, Dian Djani, menekankan, salah satu pesan dalam Bandung Message 2015, yaitu mengenai penting untuk penguatan peran dan kapasitas organisasi regional di Asia dan Afrika, khususnya dalam kerangka misi pemeliharaan perdamaian PBB.
"Sebagai pendukung kuat kemerdekaan negara-negara di kawasan Afrika sejak Konferensi Asia-Afrika 1955, Indonesia akan terus melanjutkan komitmennya untuk mendukung Afrika mempertahankan visi perdamaian dan kemakmuran yang berkelanjutan," ujar Djani.
Dia berpendapat PBB perlu meningkatkan kerja sama perdamaian dan keamanan dengan benua Afrika, melalui Uni Afrika, dengan tujuan mengatasi berbagai konflik berkepanjangan di benua tersebut.
"Indonesia mendukung pembentukan arsitektur perdamaian dan keamanan Afrika dan sebagai negara peninjau Uni Afrika. Indonesia mendorong peningkatan kerja sama PBB-Uni Afrika, khususnya dari aspek dukungan politis dan sumber daya lainnya," kata dia.
Uni Afrika memiliki Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika yang dimandatkan untuk mengambil keputusan terkait pencegahan konflik, perwujudan dan pemeliharaan perdamaian, serta pemajuan demokrasi di Afrika.
Namun, Uni Afrika masih tetap membutuhkan bantuan dan kemitraan dengan PBB serta negara-negara anggota PBB untuk meningkatkan efektifitas upaya penegakkan dan pencapaian perdamaian di benua tersebut.
Diurai juga sejumlah peran aktif nyata Indonesia dalam berbagai misi PBB di Afrika, di antaranya kehadiran sekitar 1.500 personil TNI dan polisi yang berada dalam Misi Perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah, Mali, Republik Demokrat Congo, Sudan, Sudan Selatan, Liberia dan Sahara Barat.
Keterangan pers Kementerian Luar Negeri, di Jakarta, Rabu, menyatakan, debat terbuka Dewan Keamanan PBB yang bertemakan kerja sama perdamaian dan keamanan PBB-Uni Afrika itu berlangsung di New York pada 24 Mei 2016.
Wakil Tetap Indonesia untuk PBB di New York, Dian Djani, menekankan, salah satu pesan dalam Bandung Message 2015, yaitu mengenai penting untuk penguatan peran dan kapasitas organisasi regional di Asia dan Afrika, khususnya dalam kerangka misi pemeliharaan perdamaian PBB.
"Sebagai pendukung kuat kemerdekaan negara-negara di kawasan Afrika sejak Konferensi Asia-Afrika 1955, Indonesia akan terus melanjutkan komitmennya untuk mendukung Afrika mempertahankan visi perdamaian dan kemakmuran yang berkelanjutan," ujar Djani.
Dia berpendapat PBB perlu meningkatkan kerja sama perdamaian dan keamanan dengan benua Afrika, melalui Uni Afrika, dengan tujuan mengatasi berbagai konflik berkepanjangan di benua tersebut.
"Indonesia mendukung pembentukan arsitektur perdamaian dan keamanan Afrika dan sebagai negara peninjau Uni Afrika. Indonesia mendorong peningkatan kerja sama PBB-Uni Afrika, khususnya dari aspek dukungan politis dan sumber daya lainnya," kata dia.
Uni Afrika memiliki Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika yang dimandatkan untuk mengambil keputusan terkait pencegahan konflik, perwujudan dan pemeliharaan perdamaian, serta pemajuan demokrasi di Afrika.
Namun, Uni Afrika masih tetap membutuhkan bantuan dan kemitraan dengan PBB serta negara-negara anggota PBB untuk meningkatkan efektifitas upaya penegakkan dan pencapaian perdamaian di benua tersebut.
Diurai juga sejumlah peran aktif nyata Indonesia dalam berbagai misi PBB di Afrika, di antaranya kehadiran sekitar 1.500 personil TNI dan polisi yang berada dalam Misi Perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah, Mali, Republik Demokrat Congo, Sudan, Sudan Selatan, Liberia dan Sahara Barat.