Magelang, Antara Jateng - Aparat gabungan Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah turun ke lokasi longsor untuk bersama-sama warga menyingkirkan puing-puing bangunan yang roboh akibat bencana tersebut, Senin dini hari.

"Sekaligus untuk melakukan survei apakah peristiwa itu bencana alam atau murni karena faktor manusia," kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito di Magelang, Senin.

Hujan yang mengguyur pada Minggu (22/5) malam, mengakibatkan longsor talud sepanjang empat meter dan ketinggian tiga meter di RT02/RW04 Kampung Wates Prontakan, Kelurahan Wates, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, pada Senin sekitar pukul 01.30 WIB.

Bagian rumah milik warga setempat Mugihadi (59) dan empat sepeda motor yang terletak di dekat lokasi tersebut rusak akibat tanah longsor, sedangkan kerugian diperkirakan Rp100 juta. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Wali Kota Sigit memerintahkan petugas dari dinas terkait segera melakukan penanganan terbaik atas longsor itu. Pihak Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial Pemkot Magelang juga menyalurkan bantuan logistik dan tenda untuk tempat sementara korban.

Ia menyebut pentingnya dinas terkait melakukan penanganan secara saksama atas kejadian itu, termasuk dalam penggunaan anggaran.
Pemilik rumah, Mugi, mengatakan tanah longsor terjadi saat keluarganya sedang tidur di rumah utama. Mereka terjaga karena mendengar suara gemuruh saat terjadi longsor.

"Ternyata talud di samping rumah longsor dan mengenai bagian ruang tamu yang jauh dari rumah utama," katanya. Keluarga itu terdiri atas dirinya, bersama isteri, Suparsih (58), dan dua anak. Sejak lama tempat itu, hanya digunakan menyimpan sepeda motor.

Sejak Sabtu (21/5), katanya, sudah terlihat retakan-retakan tanah di samping rumah tersebut. Kondisi tanah tersebut sudah dilaporkan beberapa kali kepada aparat pemerintah setempat, sedangkan longsor pernah terjadi di tempat itu pada 2008 dan 2010.

Ketua Rukun Warga 04 Kampung Wates Prontakan Mursito Wahyu Sampurna memperkirakan longsor terjadi karena air yang melewati saluran irigasi tidak mengalir dengan lancar sehingga mengikis tebing.

"Memang tanggul tebing ini sudah lama dibangun dan belum pernah diperbaiki. Longsor kali ini bukan yang pertama," ungkapnya.

Ia mengaku telah merencanakan melaporkan lagi keadaan tanah retak di samping rumah Mugi tersebut kepada aparat pemerintah setempat pada Senin, akan tetapi dini hari terburu terjadi longsor.

"Rencananya hari ini saya akan melapor, tetapi keburu longsor lagi," ucapnya.

Pewarta : -
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024