Batang, Antara Jateng - Bupati Batang, Jawa Tengah, Yoyok Riyo Sudibyo mengingatkan pada para kepala desa yang baru saja dilantik di Masjid Kauman, Rabu, tidak terlibat kasus korupsi.
"Kami berharap pada kepala desa terpilih agar dalam pertangungjawaban mengelola keuangan desa dapat transparan dan akuntabel. Dengan gelontoran dana desa yang besar maka desa mempunyai otonomi dan kemandirian yang luar biasa," kata Yoyok pada pelantikan 30 kades di Batang, Rabu.
Ia mengatakan pertimbangan pemkab melakukan acara pelantikan kades di masjid karena kemenangan yang diraih pada pilkades bukan untuk pesta pora tetapi untuk disyukuri dengan menjalankan tugas sesuai peraturan.
"Oleh karena, kami juga berpesan pada kepala desa terpilih agar tidak menikmati jabatannya karena kalau sudah menjadi pemimpin sudah menjadi milik rakyat, yang harus mengutamakan kepentingan rakayt," katanya.
Bupati minta para kades juga tidak meyia-nyiakan kepercayaan warga untuk mempimpin desa, memajukan desa, dan mengayomi mereka.
"Sulit memang menjadi pemimpin karena sejatinya pemimpin adalah pribadi yang dikorbankan dan memiliki pertangungjawaban di dunia dan di akherat," katanya.
Kepala Bagian Pemerintahan Desa Kabupaten Batang, Rahmat Nurul Fadilah mengatakan pilkades serentak gelombang I yang dilaksanakan 24 April 2016 diikuti oleh 30 desa.
"Hanya saja yang perlu patut dicontoh pada pilkades serentak ini adalah 13 dari 30 desa tanpa melakukan politik uang. Proses demokrasi desa bisa berjalan sesuai dengan demokrasi tegak lurus. Kami berharap pelaksanaan pilkades tanpa politik uang ini dapat menginspirasi Indonesia agar Batang 'meng-Indonesia," katanya.
"Kami berharap pada kepala desa terpilih agar dalam pertangungjawaban mengelola keuangan desa dapat transparan dan akuntabel. Dengan gelontoran dana desa yang besar maka desa mempunyai otonomi dan kemandirian yang luar biasa," kata Yoyok pada pelantikan 30 kades di Batang, Rabu.
Ia mengatakan pertimbangan pemkab melakukan acara pelantikan kades di masjid karena kemenangan yang diraih pada pilkades bukan untuk pesta pora tetapi untuk disyukuri dengan menjalankan tugas sesuai peraturan.
"Oleh karena, kami juga berpesan pada kepala desa terpilih agar tidak menikmati jabatannya karena kalau sudah menjadi pemimpin sudah menjadi milik rakyat, yang harus mengutamakan kepentingan rakayt," katanya.
Bupati minta para kades juga tidak meyia-nyiakan kepercayaan warga untuk mempimpin desa, memajukan desa, dan mengayomi mereka.
"Sulit memang menjadi pemimpin karena sejatinya pemimpin adalah pribadi yang dikorbankan dan memiliki pertangungjawaban di dunia dan di akherat," katanya.
Kepala Bagian Pemerintahan Desa Kabupaten Batang, Rahmat Nurul Fadilah mengatakan pilkades serentak gelombang I yang dilaksanakan 24 April 2016 diikuti oleh 30 desa.
"Hanya saja yang perlu patut dicontoh pada pilkades serentak ini adalah 13 dari 30 desa tanpa melakukan politik uang. Proses demokrasi desa bisa berjalan sesuai dengan demokrasi tegak lurus. Kami berharap pelaksanaan pilkades tanpa politik uang ini dapat menginspirasi Indonesia agar Batang 'meng-Indonesia," katanya.