"Terkait KUR ini, negara harus hadir di dalamnya, tanpa itu UMKM akan sulit berkembang," katanya saat memberikan sambutan pada acara percepatan penyaluran KUR 2016 oleh BNI di Wisma Perdamaian Semarang, Selasa.
     Menurut dia, saat ini bunga KUR sudah disubsidi oleh Pemerintah dan memberikan keringanan kepada masyarakat. Jika beberapa tahun lalu bunga KUR mencapai 22 persen, untuk saat ini hanya 9 persen.
     Diharapkan, dengan sebagian bunganya yang sudah disubsidi oleh Pemerintah dapat mengoptimalkan percepatan penyaluran KUR dari perbankan terhadap masyarakat dalam hal ini pelaku usaha.
     Salah satu upaya yang dilakukan untuk mempercepat penyaluran ini adalah program linkage yang dilakukan oleh perbankan kepada BPR dan koperasi.
     "Kami sangat mengapresiasi langkah perbankan dalam hal ini BNI terkait program linkage dengan BPR. Mudah-mudahan ini dapat mempercepat serapan," katanya.
     Terkait hal itu, pihaknya berharap agar BPR dan koperasi meningkatkan kinerja sehingga program linkage dapat lebih efektif.
     Sementara itu, CEO BNI Wilayah Semarang Eben Eser Nainggolan menyatakan hingga saat ini untuk BNI wilayah Semarang yang meliputi Jawa Tengah dan DIY sudah bekerja sama dengan 51 BPR dan 162 koperasi.
     "Kalau total penyaluran KUR untuk wilayah Semarang Rp487 miliar, terdiri dari ritel Rp481 miliar, mikro Rp2,24 miliar, dan TKI ada Rp3,6 miliar, dengan kolektiviti 100 persen lancar," katanya.
     Untuk non performing loan (NPL) atau kredit macet sendiri sampai dengan saat ini kurang dari 1,5 persen.
     Diharapkan, melalui program linkage penyaluran KUR dapat terserap 100 persen. Pihaknya berharap, penyaluran tidak hanya dilakukan oleh BPR tetapi juga koperasi.
     "Mudah-mudahan bisa dibantu percepatannya khususnya di wilayah Semarang," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024