"Karenanya, Ahok jangan jumawa dulu. Lawan-lawannya masih punya peluang untuk mengalahkannya di Pilgub," kata Direktur Eksekutif SDI Barkah Pattimahu saat melansir survei terkini SDI bertajuk "Calon Independen VS Parpol, Mungkinkan Mengalahkan Petahana Pada Pilgub 2017" di Jakarta, Minggu.
Survei SDI dilaksanakan pada tanggal 2-12 Februari 2016. Ketika survei dilakukan, Ridwan Kamil yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Bandung belum menyatakan mundur dari persaingan Pilgub DKI.
Dari sisi elektabilitas 10 nama calon terkuat gubernur DKI Jakarta, Ahok memuncaki survei dengan 41,0 persen, disusul Ridwal Kamil 12,4 persen, Tri Risma Harini 5,8 persen, Rano Karno 5,2 persen, Hidayat Nur Wahid 3,6 persen, Adhyaksa Dault 3,4 persen, Tantowi Yahya 2,8 persen, Djarot Syaiful Hidayat 2 persen, Sandiaga Uno 1,8 persen, dan Anis Matta 0,8 persen. "Swing voters" sebanyak 51,20 persen.
Dengan mundurnya Ridwan Kamil, kata Barkah, maka saingan terdekat Ahok adalah Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini. Apalagi, ditinjau dari rasa suka atau tidak suka, posisi Ahok hanya 74,2 persen, kalah oleh Tri Risma Harini 86,1 persen.
"Persoalannya, apakah Risma mau diadu dengan Ahok," kata Barkah.
Terkait niat Ahok memilih jalur independen, menurut Barkah membuat PDIP marah besar. Ia memperkirakan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu akan menyiapkan kader terbaiknya untuk melawan Ahok.
"Dari survei yang kami lakukan muncul nama Rano Karno dan Tri Risma Harini sebagai sosok terbaik dari PDIP," kata dia.
Menurut dia, Gerindra yang kecewa kepada Ahok pasti akan mati-matian menjegal Ahok agar tak terpilih lagi sebagai gubernur DKI.
"Akan sangat berbahaya jika Gerindra menggandeng PDIP untuk melawan Ahok," katanya.
Direktur Indonesia Public Policy Institute (IPPI) Agung Suprio berpendapat bahwa bukan tidak mungkin PDIP akan memasangkan jagonya dengan Sandiaga Uno yang dijagokan Gerindra untuk melawan Ahok.
Ia mengingatkan bahwa untuk mengalahkan Ahok harus dilakukan dengan cara yang cerdas. Menurut dia, isu SARA tidak akan bisa mengalahkan Ahok, sebagaimana Jokowi dalam Pilpres 2014 yang justru mendapat simpati publik ketika diserang dengan isu itu.
"Publik Jakarta sangat berbeda dengan pemilih di daerah lain," katanya.
Menurut dia, sosok yang bisa mengalahkan Ahok dalam Pilgub nanti adalah orang yang memiliki sifat seperti Ridwan Kamil.
"Yang mendekati sosok Ridwan Kamil adalah Tri Risma Harini. Apakah demi mengalahkan Ahok, PDIP harus memaksa Risma melepaskan posisinya sebagai wali kota Surabaya?" kata Agung.
Survei SDI dilaksanakan pada tanggal 2-12 Februari 2016. Ketika survei dilakukan, Ridwan Kamil yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Bandung belum menyatakan mundur dari persaingan Pilgub DKI.
Dari sisi elektabilitas 10 nama calon terkuat gubernur DKI Jakarta, Ahok memuncaki survei dengan 41,0 persen, disusul Ridwal Kamil 12,4 persen, Tri Risma Harini 5,8 persen, Rano Karno 5,2 persen, Hidayat Nur Wahid 3,6 persen, Adhyaksa Dault 3,4 persen, Tantowi Yahya 2,8 persen, Djarot Syaiful Hidayat 2 persen, Sandiaga Uno 1,8 persen, dan Anis Matta 0,8 persen. "Swing voters" sebanyak 51,20 persen.
Dengan mundurnya Ridwan Kamil, kata Barkah, maka saingan terdekat Ahok adalah Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini. Apalagi, ditinjau dari rasa suka atau tidak suka, posisi Ahok hanya 74,2 persen, kalah oleh Tri Risma Harini 86,1 persen.
"Persoalannya, apakah Risma mau diadu dengan Ahok," kata Barkah.
Terkait niat Ahok memilih jalur independen, menurut Barkah membuat PDIP marah besar. Ia memperkirakan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu akan menyiapkan kader terbaiknya untuk melawan Ahok.
"Dari survei yang kami lakukan muncul nama Rano Karno dan Tri Risma Harini sebagai sosok terbaik dari PDIP," kata dia.
Menurut dia, Gerindra yang kecewa kepada Ahok pasti akan mati-matian menjegal Ahok agar tak terpilih lagi sebagai gubernur DKI.
"Akan sangat berbahaya jika Gerindra menggandeng PDIP untuk melawan Ahok," katanya.
Direktur Indonesia Public Policy Institute (IPPI) Agung Suprio berpendapat bahwa bukan tidak mungkin PDIP akan memasangkan jagonya dengan Sandiaga Uno yang dijagokan Gerindra untuk melawan Ahok.
Ia mengingatkan bahwa untuk mengalahkan Ahok harus dilakukan dengan cara yang cerdas. Menurut dia, isu SARA tidak akan bisa mengalahkan Ahok, sebagaimana Jokowi dalam Pilpres 2014 yang justru mendapat simpati publik ketika diserang dengan isu itu.
"Publik Jakarta sangat berbeda dengan pemilih di daerah lain," katanya.
Menurut dia, sosok yang bisa mengalahkan Ahok dalam Pilgub nanti adalah orang yang memiliki sifat seperti Ridwan Kamil.
"Yang mendekati sosok Ridwan Kamil adalah Tri Risma Harini. Apakah demi mengalahkan Ahok, PDIP harus memaksa Risma melepaskan posisinya sebagai wali kota Surabaya?" kata Agung.