"Masih banyak produk-produk pertanian lokal yang bisa dijadikan pengganti beras untuk bahan baku pangan," kata Ganjar Pranowo saat memberikan kuliah umum di hadapan para mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) di Kampusnya Kentingan, Solo, Rabu.
Ia mengemukkan untuk mencapainya maka hasil-hasil penelitian yang menyangkut di sektor pertanian, baik yang dilakukan oleh para dosen maupun mahasiswa jangan disimpan di perpustakaan, tetapi juga harus dikeluarkan agar bisa dimanfaatkan langsung oleh masayarakat.
"Saya kira banyak hasil penelitian yang dilakukan para dosen maupun mahasiswa yang sifatnya tepat guna, tetapi ini belum banyak dimanfaatkan. Saya minta hasil-hasil penelitian itu kalau bisa langsung diberikan masyarakat," ucapnya, berharap.
Menurut dia diversifikasi pangan ini sangat penting dan harus dilakukan, karena lahan pertanian yang ada juga terus berkurang, akibat alih fungsi lahan, baik untuk perumahan maupun industri.
Dikatakan kalau diversifikasi pangan ini tidak dilakukan, impor pangan akan terus naik, dan ini harus dibendung. Selain diversifikasi pangan juga perlu dilakukan mekanisasi pertanian untuk meningkatkan produk-produk hasil pertanian.
Ganjar Pranowo menuturkan usaha ini telah dilakukan pada tahun 2015 produksi padi di Jawa Tengah mencapai 11,045 juta ton gabah kering sawah dari target 10,228 juta ton, produksi kedelai 132.349 ton dari target 143.389 ton, dan untuk jagung produksinya 3,25 juta ton dari target 3,017 juta ton.
Ia meminta kepada para mahasiswa bisa berperan aktif dalam mencapai daulat pangan ini. "Saya kira banyak yang bisa dilakukan oleh para mahasiswa untuk mencapai daulat pangan ini," imbuhnya.
Rektor UNS Ravik Karsidi menyatakan mahasiswa UNS siap untuk membantu menyukseskan program-program yang telah di canangkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, termasuk salah satu mengenai daulat pangan.
"Ya nanti para mahasiswa dalam melakukan program kuliah kerja bisa melakukan penyuluhan di lapangan mengenai masalah pertanian. Kami setiap tahun menerjukan ribuan mahasiswa ke desa-desa dan ini bisa dimanfaatkan," tuturnya.
Ia mengemukkan untuk mencapainya maka hasil-hasil penelitian yang menyangkut di sektor pertanian, baik yang dilakukan oleh para dosen maupun mahasiswa jangan disimpan di perpustakaan, tetapi juga harus dikeluarkan agar bisa dimanfaatkan langsung oleh masayarakat.
"Saya kira banyak hasil penelitian yang dilakukan para dosen maupun mahasiswa yang sifatnya tepat guna, tetapi ini belum banyak dimanfaatkan. Saya minta hasil-hasil penelitian itu kalau bisa langsung diberikan masyarakat," ucapnya, berharap.
Menurut dia diversifikasi pangan ini sangat penting dan harus dilakukan, karena lahan pertanian yang ada juga terus berkurang, akibat alih fungsi lahan, baik untuk perumahan maupun industri.
Dikatakan kalau diversifikasi pangan ini tidak dilakukan, impor pangan akan terus naik, dan ini harus dibendung. Selain diversifikasi pangan juga perlu dilakukan mekanisasi pertanian untuk meningkatkan produk-produk hasil pertanian.
Ganjar Pranowo menuturkan usaha ini telah dilakukan pada tahun 2015 produksi padi di Jawa Tengah mencapai 11,045 juta ton gabah kering sawah dari target 10,228 juta ton, produksi kedelai 132.349 ton dari target 143.389 ton, dan untuk jagung produksinya 3,25 juta ton dari target 3,017 juta ton.
Ia meminta kepada para mahasiswa bisa berperan aktif dalam mencapai daulat pangan ini. "Saya kira banyak yang bisa dilakukan oleh para mahasiswa untuk mencapai daulat pangan ini," imbuhnya.
Rektor UNS Ravik Karsidi menyatakan mahasiswa UNS siap untuk membantu menyukseskan program-program yang telah di canangkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, termasuk salah satu mengenai daulat pangan.
"Ya nanti para mahasiswa dalam melakukan program kuliah kerja bisa melakukan penyuluhan di lapangan mengenai masalah pertanian. Kami setiap tahun menerjukan ribuan mahasiswa ke desa-desa dan ini bisa dimanfaatkan," tuturnya.