"Suplai air ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kudu, Semarang, terdampak luapan air dari persawahan yang kebanjiran," kata Kepala Produksi IPA Kudu PDAM Semarang Sucipto di Semarang, Rabu.

Ia menjelaskan volume air dari Bendung Klambu, Grogoban yang masuk ke IPA Kudu memang mengalami kenaikan signifikan, tetapi airnya terlalu keruh karena bercampur dengan luapan banjir.

Maka dari itu, kata dia, perlu kerja keras untuk melakukan pengolahan air yang masuk dari Bendung Klambu agar layak konsumsi sebelum didistribusikan kepada para pelanggan PDAM Semarang.

"Penjernihan air harus dilakukan lebih intensif, kemudian perlu peningkatan volume oksigen dalam air. Ya, untuk memenuhi air agar syarat dikonsumsi memang memerlukan kerja keras," katanya.

Bahkan, kata dia, air yang masuk dari Bendung Klambu sempat sangat keruh sehingga memerlukan proses pengendapan yang memakan waktu sampai 12 jam sebelum bisa dilakukan pengolahan air.

"Makanya, IPA Kudu sempat berhenti beroperasi ketika itu dan baru berproduksi sekitar pukul 18.00 WIB. Ya, memang butuh kerja keras dan proses cukup lama untuk mengolah air bersih," katanya.

Namun, Sucipto mengatakan suplai air untuk IPA Kudu bukan hanya dari Bendung Klambu, melainkan juga didapatkan dari daerah sekitar sehingga sampai sekarang ini mengalami surplus air.

"Kami optimalkan keberadaan reservoir yang ada di sini (IPA Kudu). Jadi, ketika harus berhenti operasi, suplai air bersih kepada pelanggan tetap bisa dilakukan seperti biasa," katanya.

Sementara itu, Kepala Sub Bagian Humas PDAM Kota Semarang Joko Purwanto mengatakan IPA Kudu membawahi pelayanan di tiga wilayah, yakni Semarang Timur, Semarang Selatan, dan Semarang Utara.

"Kapasitas produksinya mencapai 950 liter/detik. Diharapkan, dengan perluasan jaringan yang dilakukan bisa meningkatkan kapasitas produksi IPA Kudu sampai 1.100 liter/detik," katanya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024