Kepala Bidang Perikanan, Dinas peternakan dan Perikanan (Disperikan) Kabupaten Temanggung, Muhammad Hadi di Temanggung, Selasa mengatakan setelah uceng ditebar dalam sejumlah akuariun sejak dua bulan lalu, saat ini masih dilakukan penelitian perilaku ikan uceng.
Selama ini ikan uceng hidup liar di sungai. Disperikan Temanggung bekerja sama dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Ikan Air Tawar Bogor saat ini melakukan penelitian dalam upaya budi daya ikan tersebut.
Ia mengatakan penelitian ikan uceng menggunakan 23 akuarium dengan dua perlakuan, yakni tanpa menggunakan pasir dan menggunakan media pasir seperti di habitat aslinya di sungai.
Penelitian selain dilakukan di UPT Perikanan Mudal Temanggung juga dilakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Ikan Air Tawar Bogor.
"Berdasarkan penelitian sementara, ikan yang mendapat perlakuan seperti habitat aslinya tingkat kehidupannya mencapai 100 persen, sedangkan tanpa pasir tingkat hidup ikan 70-90 persen," katanya.
Ia mengatakan, setelah mengetahui perilaku ikan tersebut, nantinya juga meneliti ciri-ciri jenis ikan betina atau jantan dan juga berapa telur yang diahsilkan setiap induk betina.
"Guna mengetahui jumlah telur yang dihasilkan maka induk betina yang sudah siap bertelur dibedah dan dihitung satu per satu telurnya," katanya.
Seorang peneliti, Ismiyati mengatakan, ikan yang dipelihara dalam akuarium di dalamnya ditambah pasir ternyata tingkat kehidupan lebih baik dari pada tanpa media pasir.
"Dalam aktivitas ikan uceng ternyata sering masuk ke dalam pasir yang ada di dasar akuarium," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan pengamatan, ikan uceng gerakannya aktif dan saat makan dilakukan dengan cara menyambar pakan.
Ia mengatakan induk ikan uceng paling panjang tujuh centimeter dan dalam umur dua bulan ikan tersebut siap bertelur.
Selama ini ikan uceng hidup liar di sungai. Disperikan Temanggung bekerja sama dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Ikan Air Tawar Bogor saat ini melakukan penelitian dalam upaya budi daya ikan tersebut.
Ia mengatakan penelitian ikan uceng menggunakan 23 akuarium dengan dua perlakuan, yakni tanpa menggunakan pasir dan menggunakan media pasir seperti di habitat aslinya di sungai.
Penelitian selain dilakukan di UPT Perikanan Mudal Temanggung juga dilakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Ikan Air Tawar Bogor.
"Berdasarkan penelitian sementara, ikan yang mendapat perlakuan seperti habitat aslinya tingkat kehidupannya mencapai 100 persen, sedangkan tanpa pasir tingkat hidup ikan 70-90 persen," katanya.
Ia mengatakan, setelah mengetahui perilaku ikan tersebut, nantinya juga meneliti ciri-ciri jenis ikan betina atau jantan dan juga berapa telur yang diahsilkan setiap induk betina.
"Guna mengetahui jumlah telur yang dihasilkan maka induk betina yang sudah siap bertelur dibedah dan dihitung satu per satu telurnya," katanya.
Seorang peneliti, Ismiyati mengatakan, ikan yang dipelihara dalam akuarium di dalamnya ditambah pasir ternyata tingkat kehidupan lebih baik dari pada tanpa media pasir.
"Dalam aktivitas ikan uceng ternyata sering masuk ke dalam pasir yang ada di dasar akuarium," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan pengamatan, ikan uceng gerakannya aktif dan saat makan dilakukan dengan cara menyambar pakan.
Ia mengatakan induk ikan uceng paling panjang tujuh centimeter dan dalam umur dua bulan ikan tersebut siap bertelur.