"Berdasarkan hasil penelitian Pusat Vilkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Yogykarta semburan lumpur di Desa Depok, Kecamatan Siwalan terkandung gas, yaitu metana 92 persen," katanya di Pekalongan, Kamis.

Menurut dia, semburan lumpur yang terjadi pada Kamis (12/11) kini sudah berhenti tetapi kondisi di sekitar lokasi cukup berbahaya.

Lokasi lubang semburan lumpur, kata dia, tetap dibiarkan terbuka agar kandungan gas metana semakin berkurang dan tidak membahayakan.

"Semula lokasi semburan lumpur ini akan digunakan untuk pembangunan jalan lingkar Kabupaten Pekalongan-Kota Pekalongan tetapi saat dilakukan penelitian tingkat kekerasan tanah sedalam 12 meter oleh tim Undip Semarang tetapi memunculkan semburan," katanya.

Ia mengatakan saat ini pemkab telah membuat pagar pengamanan lokasi untuk mencegah hal yang tidak diinginkan bersama.

"Kami mengimbau pada masyarakat jangan mendekat ke lokasi semburan lumpur itu, apalagi sambil menyalakan api karena akan berbahaya," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024