"BI punya mimpi menjadikan Banyumas sebagai pusat budi daya sidat karena kita lihat dari panen yang sekarang, secara alam desa ini cocok untuk budi daya sidat," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto Ramdan Denny Prakoso di Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Rabu.

Denny mengatakan hal itu kepada wartawan saat panen sidat perdana dalam Proyek Percontohan Desa Usaha Mandiri kerja sama Kantor Perwakilan BI Purwokerto dan Pemerintah Kabupaten Banyumas.

Selain itu, kata dia, potensi bisnis sidat tergolong luar biasa karena harga jualnya cukup tinggi dan memiliki peluang ekspor ke sejumlah negara di antaranya Jepang.

"Konsumsi sidat di Jepang per tahun bisa mencapai 100.000 ton, padahal negara itu hanya mampu produksi 20.000 ton, berarti sisanya dipenuhi melalui impor. Selama ini, Jepang impor 60.000 ton sidat dari Tiongkok selebihnya mereka akan mencari, khususnya dari Indonesia," katanya.

Menurut dia, hal itu disebabkan sidat hanya memiliki 18 spesies di seluruh dunia dan 12 spesies di antaranya ada di Indonesia.

"Jadi kalau (budi daya) sidat ini bisa berhasil, saya pikir peluang ekspornya sangat luar biasa. Kemudian, petani sidat bisa punya penghasilan yang cukup untuk sehari-harinya karena harga jualnya demikian bagus," tegasnya.


Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024