"Kali ini, USAID melalui program Prioritas melatih fasilitator yang ada di Jawa Tengah," kata Spesialis Pelatihan SMP dan MTs USAID Prioritas Jateng Saiful Huda Shodiq di sela pelatihan di Semarang, Kamis.
Fasilitator yang dimaksud, kata dia, bisa kalangan guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah yang nantinya diharapkan bisa menularkan pengetahuan yang didapatkannya kepada guru-guru yang lain.
Menurut dia, pembelajaran matematika secara komprehensif akan mengajak siswa menggabungan banyak kemampuan untuk menyelesaikan suatu soal, seperti menentukan pemecahan masalah dan berpikir logis.
"Para fasilitator akan diberikan kemampuan membuat desain pembelajaran yang riil, lengkap, dan terstruktur, baik dalam pembuatan media belajar, pengemasan pembelajaran, dan penilaian autentik," katanya.
Secara teknis, ia menjelaskan para fasilitator diharuskan membuat sebuah proyek taman dan rencana dharmawisata dalam dua jam pembelajaran yang nantinya akan diaplikasikan saat pembelajaran pada siswa.
"Jadi, siswa bukan hanya akan mengombinasikan keahlian matematika, melainkan keahlian-keahlian lain, seperti IPA, IPS, termasuk seni juga akan dituangkan. Pelatihan ini juga disertai praktik," katanya.
Saiful mencontohkan saat praktik di SP Negeri 7 Semarang yang mengajarkan siswa bekerja sama dalam kelompok, menuangkan ide dan pendapat, melatih keberanian presentasi, dan menulis tulisan panjang.
Tulisan panjang dari siswa, kata dia, menunjukkan pengalaman, solusi yang didapatkan, rencana yang akan dijalankan, sampai hasil yang didapatkan dari pembelajaran matematika secara komprehensif.
Pelatihan yang diikuti sebanyak 60 fasilitator dari total sebanyak 225 fasilitator dari berbagai kabupaten/kota di Jateng itu digelar selama empat hari, yakni 15-18 September 2015 di Semarang.
"Materi yang diajarkan untuk dikembangkan, yakni penilaian autentik, matematika dalam kehidupan, keterampilan informasi, membaca ekstensif dalam bahasa Inggris, dan mendesain portofolio," katanya.
Setelah dilatih, Saiful mengatakan para fasilitator itu akan melatih guru-guru di 15 kabupaten mitra USAID Prioritas, antara lain Kabupaten Semarang, Banjarnegara, Purbalingga, Batang, dan Demak.
Fasilitator yang dimaksud, kata dia, bisa kalangan guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah yang nantinya diharapkan bisa menularkan pengetahuan yang didapatkannya kepada guru-guru yang lain.
Menurut dia, pembelajaran matematika secara komprehensif akan mengajak siswa menggabungan banyak kemampuan untuk menyelesaikan suatu soal, seperti menentukan pemecahan masalah dan berpikir logis.
"Para fasilitator akan diberikan kemampuan membuat desain pembelajaran yang riil, lengkap, dan terstruktur, baik dalam pembuatan media belajar, pengemasan pembelajaran, dan penilaian autentik," katanya.
Secara teknis, ia menjelaskan para fasilitator diharuskan membuat sebuah proyek taman dan rencana dharmawisata dalam dua jam pembelajaran yang nantinya akan diaplikasikan saat pembelajaran pada siswa.
"Jadi, siswa bukan hanya akan mengombinasikan keahlian matematika, melainkan keahlian-keahlian lain, seperti IPA, IPS, termasuk seni juga akan dituangkan. Pelatihan ini juga disertai praktik," katanya.
Saiful mencontohkan saat praktik di SP Negeri 7 Semarang yang mengajarkan siswa bekerja sama dalam kelompok, menuangkan ide dan pendapat, melatih keberanian presentasi, dan menulis tulisan panjang.
Tulisan panjang dari siswa, kata dia, menunjukkan pengalaman, solusi yang didapatkan, rencana yang akan dijalankan, sampai hasil yang didapatkan dari pembelajaran matematika secara komprehensif.
Pelatihan yang diikuti sebanyak 60 fasilitator dari total sebanyak 225 fasilitator dari berbagai kabupaten/kota di Jateng itu digelar selama empat hari, yakni 15-18 September 2015 di Semarang.
"Materi yang diajarkan untuk dikembangkan, yakni penilaian autentik, matematika dalam kehidupan, keterampilan informasi, membaca ekstensif dalam bahasa Inggris, dan mendesain portofolio," katanya.
Setelah dilatih, Saiful mengatakan para fasilitator itu akan melatih guru-guru di 15 kabupaten mitra USAID Prioritas, antara lain Kabupaten Semarang, Banjarnegara, Purbalingga, Batang, dan Demak.