"Dengan perpanjangan waktu status siaga diharapkan bencana kekeringan yang semakin meluas di sejumlah desa di Boyolali dapat diatasi dengan bantuan 'dropping' (penyaluran) air bersih," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali Nur Kamdani di Boyolali, Rabu.

Sebelumnya, status siaga darurat kekeringan adalah 1 Juli hingga 31 September 2015 berdasarkan Surat Keputusan Bupati Boyolali Nomor 360/22/2015.

Data di BPBD mencatat sebanyak 45 desa di enam kecamatan masuk dalam peta bencana kekeringan.

Kecamatan itu antara lain Musuk sebanyak 13 desa, Wonosegoro 13 desa, Kemusu lima desa dan Andong enam desa.

Kamdani menjelaskan, status Siaga keadaan darurat bencana kekeringan di Boyolali diperpanjang karena berdasarkan keterangan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun 2015 akan berlangsung hingga pertengahan November mendatang.

Selain itu, pihaknya melihat diperkirakan hingga Oktober mendatang belum ada tanda-tanda akan turun hujan.

Berdasarkan hal tersebut, status siaga darurat bencana kekeringan diperpanjang hingga 31 Oktober mendatang.

Kamdani mengatakan Pemkab Boyolali dan pemangku kepentingan terkait akan terkonsentrasi pada penanganan kebutuhan air bersih di daerah kecamatan rawan kekeringan.


Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024