"Kami berpendapat listrik sudah menjadi kebutuhan masyarakat yang mendesak sehingga semua pihak bisa mendukung program pemerintah itu," kata Humas PLN Area Pekalongan Eko Wahyu Fajar di Pekalongan, Jumat.

Ia memperkirakan program pembangkit listrik 35.000 Megawatt yang diusung pemerintah itu akan terealisasi hingga 2020.

Sebelumnya Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menyatakan pengadaan listrik 35.000 MW tidak realistis karena tidak sesuai dengan daya dukung riil, terutama lahan lokasi pembangkit.

"Target itu harus tetap berjalan supaya ketersediaan listrik Indonesia bisa setara dengan negara-negara tetangga," katanya.

Menurut dia, untuk dapat menggerakkan perekonomian, Indonesia memang membutuhkan pasokan listrik lebih 35.000 MW terutama untuk industri besar.

"Hal itu juga akan erat kaitanya untuk meningkatkan investasi dan menciptakan kesempatan kerja yang lebih tinggi," katanya.

Selama ini, kata dia, pasokan listrik masih kekurangan karena daya listrik yang tersedia belum memenuhi sehingga terpaksa harus mengurangi.

Ia menambahkan pasokan listrik di Jawa dan Bali ini diperkirakan akan lancar setelah selesai dibangunnya proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2x1.000 megawatt di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Pewarta : Kutnadi
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024